JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, terkenal dengan sebutan "kampung narkoba".
Predikat itu membuat warga merasakan dampaknya, dari mulai ditolak di perusahaan hingga tak bisa memesan ojek online (ojol).
Andi (bukan nama sebenarnya) berpendapat, ditolaknya warga di perusahaan terjadi karena mengetahui bahwa ia bermukim di Kampung Bahari. Pasalnya, hal tersebut terjadi beberapa waktu lalu.
Kala itu, salah seorang warga melamar ke sebuah perusahaan produksi wadah plastik. Setelah menjalani serangkaian tes, dia dinyatakan gagal hanya karena beralamat di Kampung Bahari.
"Karena viral narkoba itulah jadi mungkin kalau ada warga yang ngelamar, terus PT pada tahu warga Kampung Bahari, pasti enggak dipakai, pasti ditolak," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/12/2022).
Baca juga: Warga Kampung Bahari: Setelah Narkoba Diberantas, Jadi Banyak Maling
Stigma terhadap Kampung Bahari, kata Andi, merugikan warga lainnya. Padahal, lanjut dia, tak semua warga terlibat dengan bisnis haram tersebut.
"Padahal kan enggak semua orang terlibat narkoba. Pendidikannya juga bagus kok warga Kampung Bahari, rata-rata lulusan SMA banyak," ungkap Andi.
Meski demikian, sepengetahuannya, hanya ada sejumlah warga yang pernah merasakan ditolak perusahaan karena berasal dari Kampung Bahari. Beberapa di antaranya kini telah mendapatkan pekerjaan lain, sebagai mata pencahariannya.
"Enggak semua sih ditolak. Enggak terlalu banyak, ada sih ada," tutur dia.
Stigma kampung narkoba itu nyatanya juga membuat warga Kampung Bahari ditolak saat memesan ojol. Andi berujar, mereka tidak bisa memesan jasa ojol di atas pukul 21.00 WIB.
Baca juga: Kamera CCTV, Senjata Warga Kampung Bahari untuk Pantau Kehadiran Polisi
Pasalnya, para pengemudi disebut takut ditodong oleh warga sekitar. Sebagai warga, Andi mengatakan, kondisi itu sangat merugikan mereka saat membutuhkan ojol di malam hari.
"Ya itu karena mereka tahu di situ rawan di Kampung Bahari," ucap Andi.
Apabila di siang hari pengemudi ojol merasa lebih aman lantaran masih banyak warga beraktivitas. Akan tetapi, ketika malam tiba, mereka memblokir semua pesanan dari dan menuju Kampung Bahari.
"Coba aja kalau jam 21.00 WIB atau 22.00 WIB pesan Grab tujuannya Kampung Bahari, pasti enggak mau, pasti ditolak," imbuhnya.
Andi berujar, pengemudi ojol kerap ditodong di wilayah Blok A2. Tak cuma itu, mereka juga sering kali dipalak oleh sebagian warga. Hingga kini, kata Andi, ojol tak lagi mau menerima pesanan dari kampungnya saat malam hari.
Baca juga: Coba Pesan Ojol Pukul 21.00 WIB Tujuan Kampung Bahari, Pasti Ditolak...