Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KM Nurul Hidayat Tenggelam, Bawa Muatan Sembako hingga Bahan Bangunan

Kompas.com - 23/12/2022, 19:07 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - KM Nurul Hidayat yang tenggelam di perairan Kepulauan Seribu, membawa muatan sembako hingga bahan bangunan.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, muatan berlebih dan mati mesin menjadi penyebab tenggelamnya kapal motor tersebut.

"Telah terjadi Kapal tenggelam KM Nurul Hidayat yang disebabkan mesin mati, dengan muatan berlebih dengan lokasi kejadian di sebelah barat daya Pulau Payung Kepulauan Seribu Selatan," ungkap Isnawa dalam keterangannya, Jumat (23/12/2022).

Adapun KM Nurul Hidayat keluar dari Pelabuhan Kronjo, Tangerang membawa muatan seperti semen 60 sak, hebel 6 kubik, balok 1,5 kubik, beras 15 karung, dan air mineral dalam gelas 50 dus.

Baca juga: Kronologi Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, Seluruh Penumpang Selamat

Isnawa menjelaskan, kejadian itu bermula saat KM Nurul Hidayat keluar dari Pelabuhan Kronjo menuju Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu. Dalam perjalanannya, mesin kapal mengalami masalah yang menyebabkan mesin mati dan kapal terombang-ambing.

"Kapal KM Nurul Hidayat mengalami kemiringan ke sebelah kiri yang disebabkan oleh air yang sudah masuk melalui bagian belakang sebelah kiri atau dekat mesin sehingga menyebabkan KM Nurul Hidayat miring dan tenggelam," imbuhnya.

Kapal dengan gross tonnage 19 itu tenggelam pada pukul 08.35 WIB. Keenam korban yang berada di kapal saat tenggelam pun dinyatakan selamat, usai dievakuasi KM Doa Ibu. Sebab, kapal itu melintasi jalur yang sama dengan KM Nurul Hidayat. Kala itu, keenam korban langsung memberikan isyarat berupa lambaian tangan tanda meminta pertolongan.

Baca juga: Cuaca di Pulau Seribu Saat KM Nurul Hidayah Tenggelam: Ombak Tinggi dan Angin Kencang

"Tidak ada korban jiwa hanya kerugian dari material saja," kata Isnawa.

Dalam video yang diterima Kompas.com dari SAR Jakarta, tampak beberapa orang tengah berada di atas kapal yang terbalik.

Mereka meminta bantuan kepada awak kapal di KM Doa Ibu. Dengan menggunakan tali, korban ditarik menuju kapal yang mengevakuasi.

"Hei bantuin, hei. Ayo naik, naik," ucap salah satu warga yang tak diketahui identitasnya.

Para korban pun berhasil dievakuasi, sementara barang-barang yang diangkutnya tampak berceceran di permukaan air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com