JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengenang sosok Budayawan Betawi Ridwan Saidi yang wafat, Minggu (25/12/2022).
Menurut Sandiaga, Ridwan adalah orang yang humoris.
"Sisi humorinsnya selalu ada saja kalau ke yang muda-muda. Pengalaman saya itu, dia selalu mengingatkan saya ke mertua saya, karena kan orang Betawi juga," ujar Sandiaga usai pemakaman Ridwan di TPU Bivak, Jakarta Pusat, Minggu.
Baca juga: Sebelum Meninggal, Ridwan Saidi Ditemukan Tak Sadar dengan Mulut Berbusa
Sandiaga juga mengenang Ridwan sebagai budayawan yang kerap membagikan ilmunya kepada masyarakat dan banyak menorehkan prestasi untuk kelestarian budaya Betawi.
Oleh karenanya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Ridwan Saidi.
"Kami sangat kehilangan, kami tentunya mendoakan yang terbaik, semoga beliau husnul khotimah," kata Sandiaga.
Saat menghadiri pemakaman, Sandiaga turut mengucapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Semoga diberikan yang terbaik dan diterima di sisi Allah SWT," imbuh Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Uno hingga Fauzi Bowo Hadiri Pemakaman Ridwan Saidi di TPU Karet Bivak
Adapun Ridwan mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Untuk diketahui, Ridwan lahir pada 2 Juli 1942 di Gang Arab Nomor 20, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Ia menikahi Yahma Wisnani, seorang wanita kelahiran Minang, Sumatera Barat, pada 1977.
Pasangan ini dikaruniai lima orang anak, yakni Syarifah Jihan Marina, Syarif Razvi, Rifat Najmi, Ferhat Afkar, dan Shahin Maulana.
Ridwan adalah anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Abdurrahim dan Muhaya, ketiga kakaknya adalah perempuan semua.
Semasa kuliah ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan berhasil menjadi Ketua Umum PBHMI 1974-1976.
Baca juga: Heru Budi: Semoga Pemikiran Ridwan Saidi Bisa Kami Lanjutkan untuk Lestarikan Budaya Betawi
Ridwan kemudian menjadi caleg PPP pada Pemilu 1977. Ia pun terpilih sebagai anggota DPR dari PPP.
Ketika Ridwan sudah tidak aktif lagi dalam dunia perpolitikan nasional selepas menjabat anggota DPR pada 1987, ia memfokuskan diri mengamati masalah-masalah kebudayaan Betawi.
Ridwan juga tidak memiliki hasrat untuk berkecimpung di dalam struktur pemerintahan DKI Jakarta, khususnya Badan Musyawarah (Bamus) Betawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.