Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada! Sampah Plastik dari 13 Aliran Sungai Bermuara di Teluk Jakarta

Kompas.com - 13/01/2023, 23:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Sumber Kompas.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah plastik di wilayah pesisir Jakarta belum tertangani. Setiap hari, paling sedikit 10 ton sampah diangkut dari 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta.

Upaya pembersihan kerap tak berdampak ketika gelombang sampah terus muncul, terapung, dan terempas ombak ke pesisir.

Upaya pembersihan sampah di pesisir Jakarta jadi kewenangan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Berdasarkan catatan Kompas.id, saat ini, ada tiga regu dengan jumlah anggota setiap regu tujuh personel. Tiga regu itu setiap hari bertugas memantau dan membersihkan sampah di wilayah pesisir Jakarta.

Baca juga: Mengapa Sampah Plastik Bisa Membuat Lingkungan Rusak?

Sampah di pesisir Jakarta didominasi oleh sampah plastik yang hanyut bersama aliran air dari 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta.

Ke-13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta adalah Sungai Mookevart, Sungai Angke, Sungai Pesanggrahan, Sungai Grogol, Sungai Krukut, Sungai Baru Barat, Sungai Ciliwung, Sungai Baru Timur, Sungai Cipinang, Sungai Sunter, Sungai Buaran, Sungai Jati Kramat, dan Sungai Cakung

Sampah dari aliran ke-13 sungai itu masuk ke laut, lalu sebagian terperangkap di dasar laut bersama endapan lumpur, dan sebagian lagi terempas ombak, lalu menggunung di tepi pantai.

”Saat musim barat, sampah yang hanyut di tengah laut, kembali ke darat semua. Kalau lagi musim barat, sampah yang kami kumpulkan bisa lebih dari 10 ton,” kata Supendi.

Baca juga: Menyingkap Fenomena Ikan Mabuk di Teluk Jakarta…

Dari 13 sungai itu, sampah plastik paling banyak masuk ke Teluk Jakarta melalui sejumlah sungai di Bekasi dan Tangerang Banten.

Sampah dari Bekasi biasanya memenuhi pesisir Jakarta saat musim angin barat. Adapun sampah dari wilayah Tangerang biasanya masuk ke pesisir Ibu Kota saat musim angin timur.

Berdasarkan riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhammad Reza Cordova dan Intan Suci Nurhati, diketahui, kalau setiap hari rata-rata 97.098 buah sampah masuk ke Teluk Jakarta dari sembilan sungai dengan bobot rata-rata 23 ton per hari.

Baca juga: Ecoton: Ikan di Teluk Jakarta Mengandung Mikroplastik

Dari jumlah tersebut, sekitar 59 persen merupakan sampah plastik, (Scientific Reports, 10/12/2019).

Dari hasil riset yang ditulis Haifa H Jasmin dan kawan-kawan (Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis IPB University, April 2019), disebutkan bahwa kecepatan arus permukaan laut di Teluk Jakarta tergolong rendah, yaitu 0-4 meter per detik.

Anggota tim penulis riset itu, Widodo S Pranowo, mengatakan, kondisi itu terjadi karena arus yang dominan di Teluk Jakarta adalah arus yang dibangkitkan oleh pasang dan surut.

”Karena arusnya hanya bolak-balik, material sampah akan tersangkut di pantai utara Jakarta, terjebak,” ucap Widodo yang juga peneliti pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, (Kompas, 12/12/2019).

Baca juga: Tingkat Daur Ulang Sampah Plastik di Indonesia Masih Rendah

Berita selengkapnya dapat diakses di laman Kompas.id dengan judul Sampah 13 Sungai Setia Bersarang di Teluk Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com