Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyingkap Fenomena Ikan Mabuk di Teluk Jakarta…

Kompas.com - 07/12/2022, 17:58 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya tingkat pencemaran limbah domestik yang masuk ke Teluk Jakarta disebut berdampak pada hilangnya oksigen di dasar laut.

Ini kemudian menyebabkan ikan dalam jumlah besar terdorong ke permukaan dan akhirnya terdampar di daratan.

Peristiwa “ikan mabuk” ini terjadi di wilayah perairan Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu, tepatnya pada 29 November 2022.

Sejumlah nelayan dikagetkan dengan fenomena ikan melompat ke atas dermaga di perairan Pulau Onrust, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Kepulauan Seribu Devi Lidya mengatakan, air laut di sekitar pulau tersebut sempat berwarna hijau selama tiga hari sebelum fenomena ikan mabuk itu terjadi.

Catatan Harian Kompas, situasi itu terjadi karena adanya arus dari bawah laut yang naik ke permukaan.

”Jadi, terjadi upwelling atau arus dari bawah naik ke atas. Sedimen di dasar laut juga naik ke atas dan terjadi kekurangan oksigen terlarut. Akibatnya, ikan mabuk dan loncat,” kata Devi saat dihubungi, Selasa (6/12/2022), dari Jakarta.

Baca juga: Polisi Temukan Buli-buli di TKP Sekeluarga Tewas di Kalideres, Apa Itu?

Kandungan nitrat, fosfat, dan amonia tinggi

Dari uji sampel diketahui bahwa parameter fosfat, nitrat, dan amonia di perairan tersebut melebihi baku mutu air laut.

Kandungan fosfat di Pulau Onrust lebih dari 2 miligram per liter (mg/l), kandungan amonia mencapai 0,05 mg/l, dan kandungan nitrat mencapai 10 mg/l.

Jika merujuk pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, kandungan senyawa kimia untuk biota laut, terutama fosfat, standarnya 0,015 mg/l, nitrat 0,008 mg/l, dan amonia 0,3 mg/l.

Tingginya kandungan senyawa kimia ini menyebabkan kekurangan oksigen terlarut di perairan.

Peristiwa ini terjadi tak terlepas dari pencemaran di perairan Teluk Jakarta.

Dari hasil penelitian pada 2017 yang melibatkan peneliti Jerman, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Pertanian Bogor, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, diprediksi nitrat yang masuk ke Teluk Jakarta mencapai sekitar 30,3 ton per hari.

Nitrat itu berasal dari sejumlah sungai yang bermuara di Teluk Jakarta.

Baca juga: Tumbangnya Kejayaan Satu Per Satu Mal di Jakarta, dari Mal Blok M hingga Plaza Semanggi

Perlu pengelolaaan limbah rumah tangga

Peneliti Ahli Utama Bidang Pencemaran Laut BRIN Zainal Arifin mengatakan bahwa Nitrogen adalah unsur hara atau pupuk yang masuk ke laut dalam bentuk terlarut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com