Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andreas Lucky Lukwira
Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

PT Transjakarta Mesti Beri Dukungan untuk Pramudi Korban Ojol

Kompas.com - 15/01/2023, 08:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BEREDAR video beberapa orang ojek online memaki-maki dan mencoba menganiaya pramudi bus transjakarta di Kramatjati, Jakarta Timur. Beberapa informasi menjelaskan bahwa aksi tersebut dipicu nyaris bersenggolannya bus transjakarta dengan ojek online meski tidak ada informasi detail kronologinya.

Adanya upaya tersebut mesti disikapi serius oleh PT Transjakarta. Korporasi yang menaungi jaringan transportasi transjakarta tersebut harus mengambil langkah hukum terhadap upaya tersebut. Hal ini menjadi penting agar peristiwa serupa tidak terjadi di lain hari, mengingat situasi di jalan raya sangat mungkin menyebabkan peristiwa yang sama kembali terjadi.

Memberi Efek Penggentar

Kenapa langkah hukum? Sebagai efek penggentar bagi mereka yang bermaksud melakukan hal yang sama. Juga sebagai efek jera bagi mereka yang melakukan peristiwa tersebut.

Saya mencatat banyak peristiwa serupa terjadi. Misalnya polantas yang naik ke bus membela oknum (yang mengaku) polisi ketika oknum tersebut bersenggolan dengan bus transjakarta di jalur transjakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: Cara Naik Transjakarta Tanpa Kartu 2023

Beberapa peristiwa lain bahkan sampai menyebabkan kerusakan pada bus transjakarta. Misal sebuah bus transjakarta milik Mayasari yang dipecahkan kacanya oleh (lagi-lagi) ojek online di depan Kanto Badan Narkotika Nasional (BNN) di Cawang, Jakarta Timur.

Yang paling parah tentunya ada pramudi transjakarta yang tewas ditusuk pemotor karena perkara rebutan jalan. Pramudi tersebut tewas sekitar akhir Oktober 2022.

Dari rangkaian peristiwa tersebut terlihat posisi pramudi rentan mendapatkan kekerasan baik verbal maupun fisik. Hal ini dikarenakan kebanyakan peristiwa sebelumnya diselesaikan secara kekeluargaan sehingga tidak memberikan pesan yang menggentarjerakan bagi pengguna jalan lain untuk melakukan hal yang sama.

Berkoordinasi dengan Aplikator Ojek Online

Sebagai BUMD transportasi terbesar, PT Transjakarta sudah seharusnya melakukan langkah nyata terhadap fenomena ini. Selain melaporkan peristiwa ini, juga secara koorporasi melakukan koordinasi kepada para aplikator ojek online agar peristiwa serupa tidak terjadi.

Apalagi secara jumlah masyarakat yang terlayani pastinya Transjakarta tidak kalah dengan ojek online. Maka sudah seharusnya Transjakarta memiliki daya tawar tinggi dalam koordinasi dengan aplikator ojek online.

Adanya tindakan nyata Transjakarta dalam membela pramudinya tentu memberi pula pesan bahwa PT Transjakarta tidak hanya perhatian ketika pramudinya bersalah dengan menerapkan sanksi, namun juga hadir ketika pramudi mengalami kejahatan ketika menjalankan tugas. Tindakan ini tidak kalah indah ketimbang award yang diberikan secara berkala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Megapolitan
Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com