Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetangga Korban Pembunuhan Berantai Bekasi Ungkap Gelagat Mencurigakan Tersangka

Kompas.com - 20/01/2023, 19:37 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Eko (60), warga yang tinggal di samping bangunan kontrakan tempat terjadinya pembunuhan massal di Ciketing Udik, Bantar Gebang, Bekasi, mengungkapkan bahwa dirinya sempat bertemu dengan salah satu tersangka yang bernama Solihin alias Duloh.

Ia pun sempat merasa curiga dengan sosok Solihin itu.

Eko menjelaskan, pertemuannya dengan Solihin itu terjadi pada pertengahan hingga akhir bulan Desember 2022 lalu.

Saat itu, keduanya berkomunikasi tentang kapan Solihin akan menempati kontrakan yang sudah disewanya tersebut.

"Waktu (Solihin) mau tinggal, saya tanya dan sudah enggak pernah kelihatan lagi. Karena sudah mendekati akhir tahun itu, enggak ada yang datang," ujar Eko saat ditemui di rumahnya, Jumat (20/1/2023).

Baca juga: Pembunuh Berantai Memaksa Sewa Kontrakan di Bekasi, Bilang Cuma Sebulan Tinggal di Sana

Saat itu, Solihin mengaku kepada Eko bahwa ia lah yang akan tinggal di kontrakan itu.

Namun, setelah ada orang lain yang datang dan tinggal di kontrakan itu, Solihin justru tak pernah terlihat berada di lokasi.

"Dia bilang datang ke sini buat tinggal sama temannya. Tapi, saya curiga ya itu, dia (Solihin) kok enggak pernah tinggal di sini, dia yang daftar ngontrak tapi enggak pernah tinggal," kata Eko.

Meski begitu, namun Eko tak pernah mendalami rasa curiganya.

Setelah kontrakan itu ditinggali, Eko hanya melihat Dede Solehudin (pelaku lainnya) dan satu orang pria. Belakangan diketahui, pria itu adalah Ridwan Abdul Muiz (korban).

Eko bahkan menyebut bahwa dirinya tidak pernah bertemu penghuni lain selain Dede dan Ridwan.

"Saya belum pernah temuin Wowon. Saya belum pernah temuin selain dua orang itu (Dede dan Ridwan). Terus, datangnya Ai Maimunah saya juga enggak tahu, sama anaknya yang lain juga enggak tahu," ungkap Eko.

Baca juga: Mengenal Sosok Wowon Erawan, Pembunuh Berantai di Bekasi, Cianjur, dan Garut

Hingga akhirnya pada Kamis (12/1/2023), lima orang ditemukan terkapar lemas di kontrakan itu, tiga diantaranya dinyatakan tewas keracunan. 

Ketiga korban tewas yakni Ai Maimunah (40) serta kedua anaknya, Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17)

"Bahkan, sampai terakhir (ditemukan terkapar), enggak kenal namanya," ucap Eko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com