Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda dengan Kata Polisi, Wowon Bunuh Ai Maimunah dan Anak Tirinya karena Kesal Dimintai Uang

Kompas.com - 03/02/2023, 13:37 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wowon Erawan alias Aki Banyu (60) menghabisi nyawa istri kelimanya, Ai Maimunah (40) dan dua anak sambungnya karena kesal kerap dimintai uang.

Hal itu disampaikan Wowon dan tersangka Solohin alias Duloh (64) saat menjelaskan motif pembunuhan Ai Maimunah beserta dua korban lain di Bekasi, Jawa Barat.

"Kata Wowon itu bilangnya dia nagih-nagih melulu duit," ujar Solihin di Mapolda Metro Jaya, dikutip Jumat (3/2/2023).

Sementara itu, Wowon menerangkan bahwa selama ini dirinya kerap memberikan uang hasil penipuan para tenaga kerja wanita (TKW), kepada Ai Maimunah dan anak sambungnya.

"Ya hasil nipu dulu suka lari ke istri yang namanya Ai Maimunah," kata Wowon.

Baca juga: Dede Diminta Ikut Minum Kopi Beracun, Ada Niat Pembunuhan Terselubung Wowon?

Wowon pun akhirnya memutuskan untuk merencanakan pembunuhan Ai Maimunah bersama Solihin alias Duloh. Saat itu, Wowon menyarankan agar para korban dibunuh di Bekasi, Jawa Barat, tidak di Cianjur.

"Waktu dulu ada kepikirannya jangan di Cianjur. Kalau bisa mah dibawa saja ke Bekasi. Ya aku coba sama Pak Solihin, 'Pak kalau misalnya Bapak nyari kontrakan di Bekasi mau enggak?'. 'Iya mau,' kata Solihin," ungkap Wowon.

Setelah kesepakatan terjalin, Wowon pun memberikan uang sebesar Rp 2 juta untuk Solihin menyewa kontrakan di Bekasi. Wowon juga meminta Solihin membeli pacul untuk menggali lubang.

"Sama saya dikasih tuh Rp 2 juta. Suruh nyari kontrakan dengan beli pacul dan garpu. Ya sama Pak Solihin dilaksanakan," tutur Wowon.

Pengakuan Wowon pun berbeda dengan keterangan hasil pemeriksaan yang disampaikan oleh penyidik Ditrektorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.

Baca juga: Wowon Bunuh Istri dan Mertuanya Sekaligus, Dipicu Dendam soal Uang dan Asmara

Polisi menyebut, Wowon membunuh Ai Maimunah beserta dua anak tirinya karena takut aksi kejahatannya terbongkar.

Sebab, para korban di Bekasi mengetahuinya soal aksi penipuan dan pembunuhan yang telah dilakukan Wowon dan komplotannya.

Menanggapi adanya perbedaan tersebut, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan bahwa tersangka memiliki hak ingkar dalam memberikan keterangan.

Tetapi, penyidik sudah menggali semua keterangan tersangka dan saksi-saksi, serta mengantongi alat bukti yang cukup untuk membuktikan tindakan para tersangka.

Terungkapnya pembunuhan berantai Wowon dkk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com