JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menindaklanjuti penemuan dua kasus baru gagal ginjal akut pada anak di Ibu Kota.
Heru telah berkoordinasi dengan Dinas Kesahatan (Dinkes) DKI Jakarta terkait penemuan dua kasus tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia belum mengungkapkan hasil koordinasi dengan Dinkes DKI Jakarta.
"Kami serius untuk menangani itu. Tadi pagi, saya sudah bicara dengan temen-temen Dinas Kesehatan (DKI) untuk mengatasi dan penyebabnya apa, kami serius," ujarnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2023).
Ia menyebut, selain berkoordinasi dengan Dinkes DKI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga harus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Baca juga: Masih Ada Temuan Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Dinkes DKI Anjurkan Terapi Non-obat pada Anak
Sementara ini, kata Heru, Pemprov DKI Jakarta hendak menelusuri penyebab terjangkitnya gagal ginjal akut pada dua anak itu.
Kemudian, jajarannya juga hendak mengecek apakah kasus baru gagal ginjal akut ini disebabkan oleh hal yang sama dengan kasus gagal ginjal akut yang muncul pada pertengahan tahun 2022.
"Pertama penyebabnya apa, apakah penyebabnya seperti yang lalu. Dua ini kami cek," tegas Heru.
Untuk diketahui, dari dua kasus baru gagal ginjal akut di Ibu Kota, kondisi satu pasien di antaranya meninggal dunia dan satu anak lainnya dirawat di rumah sakit.
Dua anak yang mengalami gagal ginjal akut itu terlacak di Jakarta Barat dan Jakarta Timur pada akhir Januari 2023.
Baca juga: Satu Anak Masih Dirawat karena Gagal Ginjal Akut, Dinkes DKI: Kondisinya Sudah Membaik
"Akhir Januari, memang kondisinya sekitar akhir Januari baru ditemukan," ujar Kepala Seksi (Kasi) Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi, Senin.
Dua kasus tersebut menambah daftar panjang kasus gagal ginjal akut di DKI Jakarta.
Ngabila mengatakan, kasus gagal ginjal akut pada anak di DKI Jakarta sebelumnya juga terlancak pada Oktober 2022.
Namun, dia tak menyebut tempat tinggal anak yang terjangkit penyakit tersebut.
"Bahkan terakhir di Jakarta ditemukan 31 Oktober kan kasus baru. Nah, ini ditemukan lagi, gitu," ucap Ngabila.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.