Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Kendaraan Pribadi Masuk Jakarta, "Park and Ride" Sebaiknya Dibangun di Perbatasan Wilayah

Kompas.com - 15/02/2023, 07:12 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi B DPRD DKI Jakarta menilai, konsep park and ride sebaiknya diterapkan di perbatasan Ibu Kota dengan kota atau kabupaten lain.

Adapun park and ride adalah tempat parkir kendaraan yang terhubung dengan fasilitas transportasi umum.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menyebut, keberadaan park and ride di Ibu Kota sangat diperlukan.

Baca juga: Lokasi dan Tarif Parkir Park and Ride di Jakarta

Sebab, kata dia, ada empat juta kendaraan yang melintas di Ibu Kota berdasar data kepolisian.

"Lebih urgent park and ride itu karena kalau kita ingat, penjelasan dari Dirlantas (Polda Metro Jaya), per hari itu empat juta (pengendara kendataan) masuk dari luar DKI dengan berbagai moda transportasi pribadi, ada roda dua dan empat," ujar Ismail di Gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Selasa (14/2/2023l.

Menurut dia, untuk mengurangi jumlah pengendara kendaraan yang masuk dari luar Jakarta, park and ride perlu dibangun di perbatasan Jakarta dengan kota/kabupaten lain.

Dengan demikian, kata Ismail, pengendara kendaraan dari luar Ibu Kota bisa memarkirkan kendaraannya dan melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi umum.

Baca juga: Park and Ride Perlu Dibenahi, Dishub DKI: agar Orang Berbondong-bondong Naik Transportasi Umum

"Kan bisa diminimalisisasi, ya kalau apa? Ya mereka dikasih park and ride di gerbang gerbang masuk DKI ini," ucap Ismail.

"Terus, transportasi publiknya dioptimalkan di sana, baik yang eksisting maupun yang kalau belum ada," sambung dia.

Ia menyebut, park and ride memang sebaiknya dibangun di perbatasan Jakarta dengan wilayah lain.

Kemudian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tinggal membuat rute baru transportasi umum dari park and ride ke titik-titik lainnya.

"(Park and ride dibangun) di perbatasan masuk DKI, idealnya. Prioritas (dibangun) di lokasi yang memang sudah ada titik singgungan transportasi publik," kata Ismail.

Baca juga: Ajak Pemda Penyangga Buat Park and Ride, Pemprov DKI Mau Beri Insentif Parkir untuk Pengguna KRL

Ia menilai, pembuatan park and ride tidak membutuhkan waktu lama.

Menurut politisi PKS itu, pembuatan park and ride lebih mudah daripada pembuatan trase transportasi umum baru.

"(Pembangunan) park and ride tidak (membutuhkan waktu lama). Park and ride itu kan sifatnya statis, di satu tempat, jauh lebih sulit kalau mau kita membuka trase," ungkap Ismail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com