Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Pejaten Shelter Minta Bantuan untuk Bangun Klinik Hewan demi Hindari Konflik dengan Tetangga

Kompas.com - 02/03/2023, 07:46 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik Pejaten Shelter, dr Susana Somali, berharap adanya uluran tangan guna membangun klinik hewan yang proporsional.

Susan mengungkapkan, klinik tersebut digunakan untuk merawat hewan peliharaan yang sakit, khususnya anjing.

Susan meminta bantuan setelah ditentang tetangga karena memberikan perawatan di kediaman pribadinya.

Baca juga: Rawat Anjing hingga Kucing yang Sakit di Rumahnya, Pemilik Pejaten Shelter Diprotes Tetangga

Susan diprotes dan dipersekusi oleh salah satu tetangganya karena dinilai membuat gaduh lingkungan RT. Suara lolongan dan bau tidak sedap dari kotoran anjing menjadi faktor utamanya.

"Sejak 2013, saya kerap membawa pulang anjing-anjing yang sakit. Namun, anjing yang sakit ini kemudian menjadi kuat, terus berisik. Dan hewan sakit selalu bau. Nah akhirnya mulai muncul konflik dengan tetangga," cerita Susan pada Selasa (28/2/2023).

"Jadi kalau ada pihak baik hati yang mau membangun klinik atau rawat inap khusus, saya sangat mengharapkan. Tapi syaratnya tidak boleh dibangun di wilayah Pejaten Shelter, karena dalam dunia kedokteran ada istilah nosokomial. Jadi penyakitnya akan berputar terus di situ. Jadi rawat inap itu memang harus keluar," lanjut dia.

Baca juga: Saat Pemilik Pejaten Shelter Merawat Anjing dan Kucing yang Sakit di Rumahnya, tapi Malah Diprotes Tetangga

Susan mengharapkan bantuan karena pihaknya tidak memiliki lahan khusus untuk merawat hewan sakit selama 12 tahun terakhir.

Pejaten Shelter yang terletak di Jalan Pejaten Barat Raya, Jakarta Selatan, terlalu berisiko untuk digunakan sebagai klinik perawatan. Pasalnya, penyakit akan terus berputar di daerah yang sama.

Sementara itu, kediaman pribadi Susan yang berada di Jalan Pekayon, Pejaten Barat, Jakarta Selatan, juga bukan lokasi yang strategis.

Adanya protes tetangga sekitar membuat Susan tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Terlebih Susan dibatasi hanya diperbolehkan merawat lima hewan peliharaan di rumah pribadinya.

"Karena ada masalah sama satu tetangga di sekitar rumahnya, dr Susan hanya bisa merawat lima hewan usai adanya mediasi pada Januari lalu," kata kuasa hukum Susan, Stein Siahaan.

Baca juga: Pemilik Pejaten Shelter Tegaskan Hanya Berkonflik dengan Satu Tetangga: Dia Bawa Massa Biar Ramai

"Jadi pekerjaan dr Susan kadang kurang maksimal. Soalnya tidak sedikit anjing yang membutuhkan perawatan atau pertolongan. Setidak-tidaknya dr Susan membutuhkan ruang untuk merawat 10 anjing," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, dr Susana diprotes karena kediaman pribadinya dijadikan lokasi untuk merawat hewan peliharaan yang sakit.

Ada salah satu tetangga yang merasa terganggu dengan aktivitas Susan. Tetangga terganggu dengan suara gonggongan anjing dan bau kotoran yang tidak sedap.

Tetangga tersebut lantas membuat laporan ke dinas terkait soal keresahan yang dirasakan.

Alhasil, Susan yang sebelumnya bisa merawat lebih dari lima anjing, kini dibatasi maksimal hanya lima hewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com