JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai, tidak ada alasan bagi warga untuk menolak rencana pemerintah membangun zona aman (buffer zone) antara permukiman dengan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Rencana itu kembali dibahas setelah kawasan tersebut dilanda kebakaran hebat pada Jumat (3/3/2023) malam.
"Jika pertimbangan utamanya adalah depo itu sangat penting untuk distribusi BBM nasional dan demi keamanan dan keselamatan warga yang tidak boleh ditawar, karena ini menyangkut nyawa, harusnya tidak ada alasan penolakan untuk penataan ulang kawasan," ujar Nirwono saat dihubungi, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Pakar Usul Zona Aman Depo Pertamina Plumpang 500 Meter dan Warga Direlokasi ke Rusun Baru
Nirwono mengatakan, zona penyangga yang memisahkan depo Pertamina dengan permukiman di sekitarnya itu sebelumnya telah dibahas.
Rencana penataan kawasan oleh pemerintah itu sebetulnya dinilai sudah benar, tetapi tidak direalisasikan.
"Pemerintah perlu segera memastikan rencana penataan ulang kawasan depo dan sekitar, misal menetapkan jarak aman atau daerah penyangga minimal 500 meter, bukan 50 meter atau bahkan lebih," ucap Nirwono.
Baca juga: Ini Alasan Pemprov DKI Terbitkan IMB Kawasan Sekitar Depo Pertamina Plumpang pada 2021
Nirwono sebelumnya mengatakan, zona penyangga (buffer zone) Depo Pertamina Plumpang sepanjang 50 meter masih berisiko dan terlalu dekat dengan permukiman warga.
Nirwono mengatakan, buffer zone untuk membatasi permukiman warga dengan depo Pertamina sebaiknya dibangun minimal 500 meter.
"Segera disepakati (untuk pembangunan buffer zone). Berapa jarak aman sebagai zona penyangga? Kalau 50 meter terlalu dekat. Menurut saya minimal 500 meter, kalau lebih dari itu bisa saja," ujar Nirwono.
Untuk diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir menggelar rapat dengan PT Pertamina soal kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Senin (6/3/2023).
Rapat itu salah satunya menyimpulkan bahwa perusahaan pelat merah itu harus membangun buffer zone agar Depo Pertamina Plumpang tak berbatasan langsung dengan permukiman warga.
Baca juga: Derita Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, 3 Balita Alami Luka Bakar Lebih dari 50 Persen...
Menurut Erick, buffer zone akan dibangun dalam jarak 50 meter dari pagar Depo Pertamina Plumpang. Dengan kata lain, permukiman warga dalam radius itu akan tergusur.
“Kami akan membuat buffer zone sekitar kilang Pertamina, tidak hanya di Plumpang tapi juga di Balongan dan Semarang. Di Plumpang, jaraknya 50 meter dari pagar, dan ini menjadi solusi bersama yang kami harap didukung pemda dan masyarakat,” kata Erick, Senin.
Adapun kebakaran besar terjadi di kawasan Depo Pertamina Plumpang, Jalan Tanah Merah Bawah RT 012 RW 09, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam.
Kebakaran tersebut diketahui terjadi pada pukul 20.11 WIB. Kebakaran diduga terjadi setelah pipa BBM di kawasan depo meledak.
Sebanyak 52 unit mobil pompa dan 260 personel pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api di kawasan depo dan permukiman warga yang ikut terbakar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.