Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanti-wanti IDI di Era "New Normal", Tetap Terapkan Hidup Sehat meski Penularan Covid-19 Mereda

Kompas.com - 10/03/2023, 10:00 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mewanti-wanti agar masyarakat lebih menyadari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di era new normal agar terhindar dari penyakit.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Satgas Covid-19 IDI Dokter dr Erlina Burhan dalam acara diskusi “Pembelajaran Tiga Tahun Covid-19” di Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2023).

Menurut Erlina, setelah pandemi Covid-19, bisa jadi akan ada penyakit lainnya yang muncul. Itulah sebabnya PHBS harus diterapkan.

“Ada banyak masalah kesehatan lain yang nyata, seperti tuberkulosis, malaria, infeksi virus dengue, kanker, jantung dan pembuluh darah, penyakit metabolik, stroke, stunting, dan lain-lain,” kata Erlina.

Baca juga: IDI Ingatkan Imunitas Vaksin Covid-19 Turun dalam 6-9 Bulan: Harus Booster Ulang!

“Kalau PHBS sudah dilaksanakan, kemungkinan (untuk) tertular penyakit sangat-sangat rendah,” sambung dia.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi nutrisi yang seimbang dan sehat.

“Kalaupun penyakit tidak menular, ya dengan konsumsi nutrisi seimbang dan sehat. Kurangi garamnya supaya tidak hipertensi (darah tinggi). Jangan makan yang terlalu berlemak pada orang-orang yang rentan (kolesterol). Tapi, kalau masih masa pertumbuhan, enggak apa-apa makan lemak,” ungkap Erlina.

Sudah seperti sebelum pandemi

Erlina juga menjelaskan, meski Indonesia belum berstatus endemi, situasi di Tanah Air saat ini nyaris seperti sebelum terjadinya pandemi.

“Masih banyak faktor di luar negara kita yang masih memengaruhi (belum ditetapkannya status endemi). Saat ini WHO belum menetapkan status tersebut, tapi kita sudah new normal,” kata Erlina.

“Mungkin kita enggak usah minta (status) endemi. Toh, sekarang dengan new normal sudah seperti nyaris dulu seperti sebelum pandemi,” tutur dia.

Baca juga: IDI: New Normal di Indonesia Sudah seperti Sebelum Pandemi Covid-19

Erlina juga menjelaskan bahwa status pandemi dapat ditetapkan oleh WHO apabila suatu penyakit berkembang pesat di lima benua.

“Kalau suatu penyakit hanya meningkat di satu negara atau tempat, seperti di China pada waktu itu, itu disebutnya epidemi. Kalau sudah terkendali, disebutnya endemi,” jelas Erlina.

Di saat bersamaan, Erlina juga mengapresiasi masyarakat Indonesia lantaran sudah lebih peduli dan sadar perihal kesehatan.

“Plusnya adalah, bangsa Indonesia ini sekarang sudah pintar, terutama soal kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Diteror Debt Collector

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Diteror Debt Collector

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com