JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 50 orang mengikuti kegiatan hapus tato di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa (4/4/2023).
Mereka sudah tiba di Aula Blok C sejak pukul 08.30 WIB untuk melakukan registrasi ulang dan mengambil antrean.
Ada pula yang baru mendaftarkan diri secara langsung, yakni Dede (29).
Laki-laki bertubuh tinggi ini sudah tiba sejak pagi. Tangan, wajah, dan kepalanya terlihat dengan jelas dipenuhi tato.
Baca juga: Hapus Tato Rasanya seperti Terbakar, Peserta Pikir-pikir untuk Melakukannya Lagi
Setiap garis tato tampak sedikit pudar. Warnanya tidak seterang saat Dede baru menato tubuhnya.
"Ini keinginan sendiri, bukan permintaan orang lain. Pengin hapus tato aja. Habisnya kalau (bertato) dipandang sebelah mata sama orang-orang, jadi kayak gimana gitu (kurang mengenakkan)," jelas Dede di lokasi, Selasa.
Usai mendaftar dan mendapat nomor antrean, Dede sempat menunggu selama beberapa saat karena penyelenggara masih mempersiapkan beberapa hal.
Saat gilirannya tiba, Dede langsung menuju meja pemeriksaan agar dokter dapat memastikan bahwa Dede dalam kondisi prima.
Usai dinyatakan sehat, Dede langsung menuju meja penghapusan tato.
Dede, lengkap dengan topi beanie dan kemeja berwarna hitam, tas rajut selempang, celana jin biru pudar, dan jam tangan berwarna kuning emas, berjalan dengan tegap.
Ia tidak menunjukkan ekspresi khawatir. Pembawaannya tidak gugup dan suaranya terdengar lantang.
Dede menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh petugas penghapus tato sambil sesekali tersenyum.
Saat proses penghapusan tato pada tangan kirinya berlangsung, dia hanya menunjukkan ekspresi datar tanpa meringis.
Suaranya pun tetap tegas saat sesekali diajak berbicara oleh orang lain selama proses penghapusan tato.
Baca juga: Cerita Warga yang Ikut Hapus Tato Gratis karena Menyesal, Dulu Bertato karena Pergaulan
Meski demikian, Dede mengaku bahwa penghapusan tato yang dialaminya terasa panas.