Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Hapus Tato Jauh Lebih Sakit dari Menato, Lutfi Merasa Terbakar, Keringatnya Bercucuran...

Kompas.com - 05/04/2023, 09:51 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Ia menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan petugas dengan suara tegas.

Akan tetapi, saat petugas mulai menurunkan kerah pada bagian belakang kaus Lutfi, ia mulai gugup. Dahinya mengerut. Sesekali, Lutfi melipat bibirnya.

Tidak lama, petugas mulai menyalakan laser bercahaya kuning. Lutfi pun langsung meringis kesakitan dan mengepalkan kedua tangannya.

Ia berupaya keras untuk menahan rasa sakit saat proses penghapusan tato. Ia hampir terus memejamkan mata selama tatonya dihapus.

Baca juga: Kegiatan Hapus Tato Gratis di Kantor Wali Kota Jaktim Akan Tambah Kuota Peserta

Ketika ada yang menanyakan sesuatu kepada Lutfi, ia hanya bisa menjawab dengan erangan. Sesekali, suaranya keluar untuk mengucapkan beberapa kalimat secara terbata-bata.

Terkadang, Lutfi hanya bisa mengangguk. Ekspresinya masih menunjukkan rasa sakit. Keringat semakin mengucur deras.

Lutfi mengungkapkan, kegiatan menghapus tato membuatnya harus berpikir ulang untuk melakukannya kembali.

"Jadi mikir untuk yang kedua dan ketiga kali karena sakitnya kayak kena api, kayak dibakar," kata Lutfi.

Penghapusan tato dilakukan menggunakan laser. Inilah yang membuatnya merasakan sensasi terbakar laiknya ada seseorang yang mengarahkan pemantik api ke kulitnya.

"Sakitnya kayak kena api, sakit banget. Dibanding sama bikin tato, lebih sakit lima kali lipat yang proses penghapusan," sambung Lutfi.

Tidak boleh kena air dan sabun

Dede dan Lutfi mengatakan, setelah proses penghapusan tato, mereka dibawa menuju meja lainnya.

Di sana, mereka diberi tahu seputar cara menjaga spot tato yang baru dihapus agar tidak luka. Sambil diberi informasi itu, spot tato mereka dioleskan salep dan ditutup kain kasa.

"Tadi juga dikasih tahu enggak boleh mandi sekitar sehari. Tapi setelah enam atau delapan jam, kain kasa (yang menutupi tato) bisa dilepas," jelas Lutfi.

"Dikasih tahu juga penanganan supaya enggak luka, katanya yang penting jangan kena sabun selama tiga hari," imbuh dia.

Setelah itu, mereka sama-sama diberi salep untuk dibawa pulang.

Baca juga: Warga Hapus Tato Gratis agar Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com