JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat sosial Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, menilai pengobatan alternatif Ida Dayak tak berkaitan dengan kegagalan sistem kesehatan negara.
Menurut dia, salah satu alasan masyarakat pilih pengobatan alternatif karena eklektik, yaitu kebiasaan orang yang memadukan pendekatan apa pun atas nama kesehatan.
"Jadi, ini tidak ada hubungannya dengan kegagalan sistem negara. Sama sekali tidak. Karena bahkan di luar negeri pendekatan alternatif ini menjadi bagian kesehatan pelengkap atau complementary," kata Devie, kepada Kompas.com, Jumat (7/4/2023).
Bahkan, kata Devie, cara pengobatan ini juga sudah dipelajari sistemnya secara ilmiah sehingga bisa ditemukan polanya. Ujungnya, kata dia, apa yang baik dari pendekatan pengobatan Ida Dayak tidak akan berhenti di situ dan dipelajari oleh orang lain.
"Sama seperti penelitian soal jamu, jadi tidak hanya berakhir pada seseorang karena metode ilmiahnya sudah ditemukan sehingga bisa dipasarkan dan digunakan oleh siapa pun," kata Devie.
"Ini yang terjadi di barat bagaimana pendekatan alternatif digunakan sebagai pelengkap upaya kesehatan setiap orang yang kemudian dipelajari, disusun melalui langkah ilmiah lalu menjadi pelengkap sempurna," ujar Devie melanjutkan.
Seperti diketahui, ribuan orang tumpah ruah di area lapangan Kostrad Cilodong, Depok, pada Senin (3/4/2023), sejak pagi hari.
Mereka sengaja hadir untuk menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak. Namun, pelaksanaan pengobatan alternatif itu terpaksa dibatalkan karena massa terlalu padat dan berujung ricuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.