Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Orang Berburu Ida Dayak, Pengamat: Penyembuhan secara Medis Dianggap Butuh Proses Lebih Lama

Kompas.com - 07/04/2023, 14:41 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan orang memadati area gelanggang olahraga (GOR) Madivif 1 Kartika, Kostrad Cilodong, Depok, pada Senin (3/4/2023).

Mereka datang dari berbagai daerah tumpah ruah di area lapangan Kostrad Cilodong sejak pagi. Mereka sengaja hadir untuk menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak.

Pengamat sosial Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, menilai hal tersebut terjadi lantaran pada dasarnya manusia ingin mendapatkan kesehatan sempurna lewat berbagai cara, baik itu sifatnya medis atau supranatural.

Namun, selama ini tidak sedikit masyarakat menilai pengobatan medis cenderung membutuhkan proses lebih panjang. Sementara, sifat manusia itu ingin mencari jalan penyembuhan tercepat.

Baca juga: Ribuan Orang Rela Berdesakan demi Pengobatan Ida Dayak, Pengamat: Belum Memadainya Fasilitas Kesehatan

"Oleh karena itu pendekatan alternatif selalu menjadi salah satu pilihan cara untuk mempercepat proses kesehatan tadi," ujar Devie kepada Kompas.com, Jumat (7/4/2023).

"Biasanya mereka akan menempuh dual track bahkan hingga empat track untuk mencapai target kesehatan yang lebih baik," ungkap Devie melanjutkan.

Menurut Devie, ketika orang sakit biasanya mereka akan sadar betapa kesehatan adalah harta terbesar yang selalu diharapkan oleh setiap manusia.

Maka dari itu, kata dia, setiap orang yang sakit biasanya selalu merasa optimistis bahwa ada jalan untuk sembuh. Pada situasi itu, Devie berujar mereka akan berusaha menempuh segala peluang yang ada.

"Yang mana ketika mereka sudah menempuh jalur medis maka tidak menutup kemungkinan siapa pun akan mencari jalan keluar baru," kata Devie.

Baca juga: Fenomena Ida Dayak, Pengamat: Pengobatan Alternatif Masih Jadi Bagian dari Tradisi Indonesia

Dengan pemikiran seperti itu, maka tak heran sejumlah warga yang hendak menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak, masih terus berdatangan di Kostrad Cilodong, Depok, pada Selasa (4/4/2023).

Padahal, penyelenggara telah mengumumkan bahwa pengobatan alternatif Ida Dayak dibatalkan karena para pasien dan warga yang menyesaki lapangan terbuka itu ricuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com