Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kisah Ari, Penjual Bedug di Tanah Abang yang Pernah "Cuan" Saat Pandemi

Kompas.com - 20/04/2023, 10:42 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang bedug bernama Ari (58) tampak sibuk menyelupkan kulit kambing ke dalam baskom berisi air.

Kulit kambing itu nantinya digunakan sebagai membran bedug.

“Proses pengeringannya sekitar dua hari,” kata Ari saat berbincang dengan Kompas.com, di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2023).

Ari menggelar dagangan bedugnya di trotoar jalan depan Yayasan Waqaf Said Naum. Tidak hanya terlihat bedug yang sudah siap bawa pulang, pembeli juga dapat melihat langsung proses Ari membuat bedug.

Setiap Ramadhan, Ari bisa menjual lima sampai enam bedug per hari. Bahkan, di awal pandemi Covid-19 melanda Jakarta, dia pernah menjual hingga 10 bedug hari.

Baca juga: Berkah Ramadhan, Perajin Bedug di Mojokerto Banjir Pesanan: Seminggu Masuk 12 Order

Namun, penjualan bedug menurun sejak pandemi Covid-19 melandai.

“Tahun ini kejual paling sekitar 25. Tahun lalu bisa hampir 100 lebih,” ujar pria yang sehari-hari berjualan kambing.

Kata Ari, dirinya bisa "cuan" dari berjualan bedug ketika pemerintah membuat aturan pembatasan mudik guna menekan penularan dan penyebaran Covid-19.

“Mendingan tahun-tahun lalu, lebih enak waktu Covid (masa pandemi). Lebih ramai, karena orang-orang pada enggak pulang mudik,” lanjut pria yang telah berjualan bedug sejak 1980-an itu

Terbuka jika pelanggan menawar

Lapak bedug Hari di sisi jalan KH Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Rabu (19/4/2023). (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)Xena Olivia Lapak bedug Hari di sisi jalan KH Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Rabu (19/4/2023). (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)

Ari mengatakan, modal yang dibutuhkan untuk sebuah bedug adalah sebesar Rp 250.000. Akan tetapi, dia tidak mengambil keuntungan yang besar.

Sebuah bedug dapat dibawa pulang dengan harga Rp 550.000 saja.

Namun, terdapat beberapa variasi harga mulai dari Rp 350.000 untuk bedug berukuran kecil hingga Rp 8 juta untuk bedug yang terbuat dari kayu.

“Kadang saya bolehin (pelanggan) tawar, tergantung orangnya,” ucap Ari.

Baca juga: Banjir Rezeki, Omzet Pedagang Pakaian di Pasar Tanah Abang Meningkat Drastis hingga Mencapai Rp 12 Juta Per Hari

Saat Kompas.com mampir ke lapak Ari, di waktu bersamaan datang lah seorang pelanggan yang mencari bedug kayu. Proses tawar-menawar pun terjadi di antara mereka.

Melalui proses negosiasi tersebut, Ari berharap bisa memenuhi kebutuhan pelanggannya.

Sebagai informasi, pada Ramadhan tahun ini lapak bedug Ari buka hingga 22 April 2023. Terdapat dua ukuran standar bedug yang dijual, yaitu diameter 70 cm dan 35 cm.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com