Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yanto yang Awalnya Tidak Berniat Menjual Ketupat Bikinan Sendiri...

Kompas.com - 22/04/2023, 10:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikit pun tidak pernah terbersit dalam benak Muhammad Riyanto (67) untuk menjual ketupat-ketupatnya.

Sebab, membuat ketupat menjelang Hari Raya Idul Fitri adalah tradisi keluarga Yanto, sapaan akrabnya, yang berasal dari Pulau Madura selama bertahun-tahun.

"Ini (membuat ketupat) budayanya orang Islam di Indonesia kan. Jadi, setiap tahun ya selalu bikin," ujar Yanto saat dijumpai di rumahnya bilangan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Jumat (21/4/2023).

Ketupat-ketupatnya tidak hanya dikonsumsi sendiri, tetapi juga dikirimkan ke keluarga dan tetangga untuk mempererat tali silaturahmi.

Baca juga: Penjual Kulit Ketupat Ini Bakal Buang Barang Dagangannya: Tahun Ini Pahit!

Rupanya, banyak orang yang setelah dikirim ketupat Yanto, langsung jatuh cinta dengan rasanya.

Ketupat Yanto disebut cukup padat dan tak mudah berair meskipun disimpan selama berhari-hari.

"Ya gimana enggak enak, saya buat pakai beras kualitas bagus dan rebusnya sampai delapan jam," ujar Yanto.

Oleh sebab itu, sejak sekitar empat tahun lalu, banyak orang-orang di sekitar tempat tinggalnya akhirnya memesan ketupat buatan Yanto.

Pesanannya tidak tanggung-tanggung, ada yang memesan sampai di atas 100 buah.

"Awalnya mereka pesan 20-30. Makin lama, makin naik sekarang ada yang pesan 100," ujar Yanto.

Baca juga: Jualan Ketupat Tiap Lebaran, Warga: Untungnya Lumayan, Bisa Nambah Uang Dapur

Dibantu sang istri, Yanto mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat ketupat sejak sekitar lima hari sebelum Lebaran. Ia membeli janur sendiri di pasar.

Setelah itu, janur-janur tersebut dicuci terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi ketupat dan kemudian diisi beras.

"Untuk bikin satu kulit ketupat bisa habis satu atau dua menit. Ya kami mengerjakan ini sampai ngantuk-ngantuk deh pokoknya," ujar Yanto diiringi tawa.

Satu buah ketupat dihargai Rp 4.000. Yanto menyebut, tak terlalu banyak ambil untung dari penjualan ketupatnya. Bahkan, apabila dibandingkan dengan letih, rasanya untung penjualan ketupat tidak terlalu signifikan.

Baca juga: Jelang Lebaran, Pedagang Kulit Ketupat di Lenteng Agung Mengaku Sepi Pembeli

Namun, hati yang gembira bisa memenuhi permintaan pelanggannya menjadi obat.

Tahun ini, Yanto membuat sekitar 250 buah ketupat di mana 100 buah adalah pesanan orang dan sisanya dikonsumsi sendiri, juga dibagi-bagi.

Untuk konsumsi sendiri, Yanto mengaku bisa habiskan lebih dari 70 buah ketupat. Maklum, ia adalah anak sulung sehingga saat Lebaran pasti menjadi tempat silaturahmi keluarga besar.

"Selain itu, meskipun saya Islam, tamu-tamu saya kebanyakan juga orang Kristen. Biarawan biarawati pada datang semua ke sini untuk ber-Lebaran. Makanya pasti habis itu 70 ketupat," ujar Yanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com