Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran LRT Velodrome-Manggarai Membengkak sampai Rp 4,4 Triliun, Komisi B: Sebanding dengan Fungsinya

Kompas.com - 12/05/2023, 13:23 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi B DPRD DKI menilai, penambahan anggaran untuk pembangunan Lintas Raya Terpadu (LRT) Velodrome-Manggarai sebanding dengan fungsi keberadaan transportasi umum tersebut nantinya, yakni menangani kemacetan Ibu Kota.

Untuk diketahui, akan ada penambahan anggaran pembangunan LRT Velodrome-Manggarai dari dua sumber berbeda.

Pertama, yakni Rp 1,5 triliun berasal dari penyertaan modal daerah (PMD) yang dialokasikan dari perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD-P) DKI tahun anggaran 2023.

Kemudian, Rp 2 triliun berasal dari PMD yang dialokasikan dari APBD DKI 2024.

Baca juga: Pembangunan LRT Velodrome-Manggarai Bakal Makan Biaya Rp 4,4 Triliun

"Untuk LRT Fase 1B Velodrome-Manggarai, itu sudah ada kajiannya dari jauh-jauh hari. Berdasarkan kajian tersebut memang dinilai cukup efektif dalam mengurai kemacetan," tegas Ketua Komisi B DPRD DKI Ismail, melalui sambungan telepon, Kamis (11/5/2023).

Kemudian, jika LRT Velodrome-Manggarai diintegrasikan dengan layanan transportasi umum lainnya, maka penambahan anggaran pembangunan rute tersebut dinilai bakal sebanding.

"Dengan mengintegrasikan layanan transportasi umum yang sudah ada, contoh KRL dan Transjakarta, ya bisa optimal, gitu," tutur Ismail.

Di satu sisi, ia mengusulkan penambahan anggaran pembangunan LRT Velodrome-Manggarai tidak semuanya berasal dari uang negara.

Komisi B DPRD DKI, katanya, mengusulkan agar penambahan anggaran pembangunan LRT Velodrome-Manggarai berasal dari anggaran campuran.

Baca juga: Komisi B Usul Anggaran Tambahan Proyek LRT Velodrome-Manggarai Tak Semua Pakai APBD

Adapun anggaran campuran berasal dari APBD dan non-APBD. Anggaran non-APBD bisa berupa hibah atau pemberian dari pihak swasta.

"Nah kami juga akan mewacanakan financial blending, jadi pendanaan campuran gitu," tutur Ismail.

Menurut dia, tak semua penambahan anggaran pembangunan LRT Velodrome-Manggarai berasal dari uang negara karena bisa membebani APBD DKI itu sendiri.

Kata Ismail, proses pencarian skema pembiayaan tersebut bisa dibicarakan antara legislatif-eksekutif Jakarta.

"Ini kan sesuatu yang bisa dikaji juga, sehingga tidak menjadi beban APBD juga," sebut politisi PKS itu.

Baca juga: DPRD DKI Belum Tentu Setujui Anggaran Tambahan LRT Velodrome-Manggarai

Untuk diketahui, pembangunan LRT rute Velodrome-Manggarai telah dianggarkan melalui alokasi (PMD) yang diambil dari APBD DKI Jakarta 2023, yakni senilai Rp 916 miliar.

Lalu, Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta mengungkapkan, bakal ada penambahan anggaran pembangunan LRT Velodrome-Manggarai dari dua sumber lagi dengan nilai Rp 1,5 triliun dan Rp 2 triliun.

Dengan demikian, total akan ada Rp 4,4 triliun untuk pembangunan LRT Velodrome-Manggarai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com