BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bekasi (Pemkab) Bekasi berencana memperbaiki 2.500 rumah tidak layak huni (rutilahu) dan 1.650 Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S).
Kepala Disperkimtan Kabupaten Bekasi Nur Chaidir mengatakan, perbaikan dilakukan untuk menjangkau para penerima manfaat yang rumahnya sudah tidak layak huni, termasuk pembangunan sarana MCK untuk warga yang tidak memiliki SPLAD-S di rumahnya.
"Untuk SPALD-S dari anggaran APBD Murni, kami ada alokasi kurang lebih 820 unit pembuatan MCK/SPALD-S dan dari program DAK sebanyak 830 jadi totalnya 1.650 unit," kata Nur dikutip dari keterangannya, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: Pemkot Tangsel Anggarkan Rp 10,650 Miliar untuk Bedah 150 Rumah Tidak Layak Huni
"Sementara terkait rutilahu, kami dari APBD akan memperbaiki sebanyak 2.500 unit yang tersebar di 23 kecamatan dengan masing-masing 15 unit per desa," sambung Nur.
Dalam proses perbaikan itu, Chaidir mengatakan, pihaknya bersama dinas terkait sudah meninjau warga yang menerima.
Kerja sama antar dinas juga sudah dilakukan untuk melakukan validasi terhadap para penerima manfaat sudah sesuai dengan tujuan dari kedua program tersebut.
"Untuk di Desa Sindangmulya, misalnya, program rutilahu ada 15 penerima manfaat dan untuk SPALD-S kurang lebih ada 80 penerima manfaat," imbuh Chaidir.
Dalam wawancara terpisah Kepala Desa Sindangmulya Selpia Indriyani menyambut baik program Pemkab Bekasi. Ia menilai, program ini bisa jadi salah satu cara untuk mengeliminasi kemiskinan ekstrem termasuk stunting.
"Alhamdulillah hari ini kami dapat menyaksikan sendiri kebahagiaan masyarakat yang rumahnya akan diperbaiki dan juga ada yang akan dibangun sarana MCK," jelas Selpia.
Selain itu, lanjut Selpia, program tersebut bisa jadi poin yang sangat penting untuk mendukung tersedianya sarana dan prasarana yang kaitannya dengan keberlangsungan hidup masyarakat secara layak dan normal.
"Kondisinya memang sangat memperhatikan, ada yang rumahnya sudah bocor dan dindingnya yang semi permanen dari kayu dan bilik. Terlebih bagi masyarakat yang tidak memiliki sarana MCK, harus menumpang ke saudara dan tetangganya. Alhamdulillah, mulai dari sekarang kondisi itu sudah tidak akan lagi terjadi," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.