Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelakuan Geng "Tanah Sereal Full Senyum" yang Meresahkan, Isap Ganja dan Tawuran demi Cari Eksistensi

Kompas.com - 13/06/2023, 08:16 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota geng "Tanah Sereal Full Senyum" akhirnya dibekuk polisi saat hendak melakukan aksi tawuran di kawasan Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, pada Minggu (11/6/2023).

Dari total 10 anggota geng yang berada di lokasi, petugas menangkap dua orang berinisial ZF (20) dan AR (19), sedangkan delapan orang lainnya kabur.

Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama berujar, penangkapan itu bermula ketika petugas bertemu dengan geng tersebut yang sedang berkumpul.

"Pada saat ditangkap, kelompok ini sedang berkumpul, hendak tawuran dengan remaja dari Gang Thalib, Kecamatan Taman Sari," ujar Putra dalam keterangannya, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Dua Anggota Geng Tawuran Tanah Sereal Full Senyum Positif Narkoba, Biasa Isap Ganja Sebelum Beraksi

Setelah menangkap dua pelaku, petugas mengetahui bahwa mereka membawa senjata tajam (sajam) untuk tawuran. Ada sembilan bilah sajam yang dibawa, terdiri dari tiga pedang dan enam celurit.

"Pada saat Unit Patroli Polsek Tambora melintas di lokasi tongkrongan kelompok ini, mereka langsung kabur melarikan diri ke segala arah," tutur Putra.

"Dari 10 orang anggota kelompok ini, baru dua orang yang tertangkap, sedangkan delapan orang lagi masih dalam pengejaran," sambung dia.

Pelaku positif narkoba

Dua pelaku yang ditangkap ternyata positif narkoba jenis ganja. Hal ini diketahui usai ZF dan AR melakukan tes urine.

"Hasil tes urine kedua pelaku didapati hasil keduanya positif mengandung narkoba jenis ganja," ujar Putra.

Baca juga: Ritual Geng Tanah Sereal Full Senyum, Isap Ganja Sebelum Tawuran

Putra menyebutkan, menurut keterangan para pelaku, kelompok ini akan mengisap ganja sebelum tawuran.

Bak "ritual", mereka membeli ganja untuk diisap di kawasan Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat.

"Dua orang pelaku yang berhasil ditangkap ini sudah bukan kategori anak di bawah umur lagi, usia mereka sudah tergolong usia dewasa, artinya sudah sangat cakap untuk bisa menentukan perbuatan mereka," ucap Putra.

Ingin diakui keberadaannya

Geng Tanah Sereal Full Senyum disebut kerap melakukan aksi tawuran lantaran ingin diakui keberadaannya. Geng itu biasanya tawuran dengan remaja dari Gang Thalib.

"Yang mereka cari sebenarnya dari tawuran itu, selain iseng, mereka itu penginnya kelompok mereka ini eksis, diakui," ungkap Putra.

Putra melanjutkan, warga sesungguhnya resah dengan adanya kelompok tersebut karena sering melakukan tawuran di sekitar permukiman.

Oleh sebab itu, pengurus RW setempat melapor kepada petugas kepolisian.

"Kalau yang Tanah Sereal Full Senyum ini ya dari beberapa RW di Tanah Sereal, yang melaporkannya ini juga pengurus RW. Sudah sering diingetin tapi masih juga (tawuran) akhirnya dilaporkan," papar dia.

Baca juga: Geng Tanah Sereal Full Senyum Sering Tawuran di Tambora, Polisi: Mereka Ingin Diakui

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 karena membawa senjata tajam, dan Pasal 127 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana penjara selama empat tahun.

Sementara itu, delapan anggota lainnya masih diburu dan sudah masuk daftar pencarian orang (DPO).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com