Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh dan Syukur Pedagang Kerak Telor di Jakarta Fair 2023: Bayar Sewa Lapak Rp 17 Juta, tapi Tetap Bisa Untung

Kompas.com - 15/06/2023, 18:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluh dan syukur dicurahkan oleh Adi (52) maupun Hari (34), dua pedagang kerak telor di Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2023.

Dua perasaan yang bertolak belakang itu diutarakan keduanya karena berhubungan dengan pekerjaan mereka saat ini.

Adi dan Hari sama-sama setuju bahwa menjadi pedagang kerak telor di Jakarta Fair tidaklah murah. Namun, hal itu bukan berarti itu membuat keduanya buntung.

Harus bayar Rp 17 juta

Baca juga: Berjualan di Jakarta Fair, Pedagang Kerak Telor Ini Mengaku Harus Bayar Rp 17 Juta

Adi mengaku bahwa ia harus membayar Rp 17 juta agar bisa berjualan selama perhelatan Jakarta Fair 2023.

Uang sebesar itu harus ia keluarkan untuk biaya sewa lapak di dalam arena Jakarta Fair.


"Enggak (gratis berjualan di sini), bayar, (senilai) Rp 17 juta," ungkap Adi di tengah aktivitas berjualannya pada Rabu (14/6/2023) malam.

Adi mengatakan, uang Rp 17 juta ia setorkan ke paguyuban pedagang kerak telor.

Baca juga: Pedagang Bayar Rp 17 Juta untuk Sewa Lapak, Harga Kerak Telor di Jakarta Fair Jadi Lebih Mahal

Selanjutnya, paguyuban lah yang meneruskan pembayaran itu kepada penyelenggara Jakarta Fair.

"Ada panitia khusus kerak telor di sini, paguyuban. Nanti ada yang langsung ke manajemen JIExpo," ungkap dia.

Harga sewa lapak naik setiap tahun

Sementara itu, Hari mengungkapkan bahwa harga sewa lapak untuk berdagang kerak telor di Jakarta Fair selalu naik setiap tahunnya.

Hal ini ia keluhkan karena bisa berdampak pada harga kerak telor yang dijualnya selama perhelatan PRJ 2023.

Baca juga: Bayar Rp 17 Juta untuk Sewa Lapak di Jakarta Fair 2023, Pedagang Kerak Telor: Aduh, Naik Melulu...

"Naik terus, Bang. Makanya saya sempat bilang, 'aduh naik mulu'. Kita mau jual kerak telor mahal juga bingung. Biar kata kita punya banyak pelanggan ya," kata Hari saat ditemui Kompas.com pada Rabu.

"Kalau sekarang kita dikenakan sewa Rp 17 juta sampai Rp 20 juta, itu tergantung titik. Titiknya itu yang banyak orang lalu lalang. Tahun kemarin Rp 16 juta," sambungnya.

Tetap bisa untung

Meski harus merogoh kocek yang cukup dalam, Hari mengucap syukur bahwa keuntungan selalu ia didapatkan selama berdagang di PRJ dari tahun ke tahun.

"Alhamdulillah, selalu balik modal yang pasti dan juga untung," kata Hari.

Baca juga: Bayar Rp 17 Juta demi Berjualan di Jakarta Fair, Pedagang Kerak Telor: Alhamdulillah Selalu Balik Modal

Tak berbeda dengan Hari, Adi juga bersyukur karena setiap tahunnya dia mendapatkan keuntungan selama berjualan di Jakarta Fair meskipun biaya sewa lapaknya cukup mahal.

"Ya kalau untuk... gimana ya, ya lumayan mahal sih. Tapi ya kita enggak usah pikirkan, Alhamdulillah, ada lebihnya juga," tutur Adi.

(Penulis: Baharudin Al Farisi | Editor: Ihsanuddin, Jessi Carina).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com