Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan Tinggal di Kolong Tol Cawang-Pluit yang Pengap, Warga: Tak Kuat Bayar Sewa

Kompas.com - 20/06/2023, 19:29 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan warga memilih bertahan hidup di bawah kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar Baru, Jakarta Barat.

Padahal, lokasi hunian mereka sangat pengap dan tak layak untuk ditempati.

Budi (bukan nama sebenarnya), mengaku hidup di bawah kolong jalan tol lantaran tak ada biaya sewa yang dibebankan kepadanya.

Baca juga: Potret Kampung di Kolong Tol Angke, Tempat Hidup Pendatang di Ibu Kota...

"Enggak ada uang sewa, sekadarnya aja yang penting ada uang kebersihan, tentram lah," kata Budi saat ditemui Kompas.com, Senin (19/6/2023).

Pria berusia 28 tahun itu sehari-hari mengais rezeki dengan berjualan kopi di pinggir jalan.

Dia mengadu nasib ke Ibu Kota Jakarta bermodalkan keinginan untuk bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah.

Selama empat tahun ke belakang, Budi bersama warga lain beraktivitas di tempat tersebut.

"Saya di situ udah ada empat tahun. Iya, karena saya udah enggak kuat biaya, kan mengontrak mahal," kata Budi.

Baca juga: Potret Sesaknya Permukiman Kolong Jalan Tol Angke 2 Jelambar: Akses Sulit dan Ruang Gerak Terbatas

Tak banyak yang diceritakan Budi soal permukiman di kawasan tersebut. Sepengetahuannya, kebanyakan warga adalah pendatang dari beberapa daerah.

"Walaupun ada pendatang orang di situ memang baik, kan enggak jadi masalah," imbuh dia.

Budi menyebut, sejak perkampungan yang akrab disebut "kolong" itu terekspos, warga kini bungkam. Pasalnya, tanah yang mereka tempati merupakan lahan milik PT Jasa Marga.

"Sekarang orang lain aja enggak bisa masuk. Jadi sebagian orang ini enggak ngebolehin," jelas Budi.

Sebelumnya, lanjut dia, pihak Kelurahan Jelambar Baru juga mendatangi permukiman warga. Mereka mendata siapa saja warga yang tingggal dan hidup di sana.

Baca juga: Warga Kolong Tol Cawang-Pluit Sudah Cukup Panas, Jangan Foto-foto Lagi!

Budi berujar, sesungguhnya mereka telah ditawarkan untuk menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, Jakarta Utara dan kawasan Kapuk, Jakarta Barat. Sebagian warga pindah ke rusunawa tersebut.

Namun, setelah tiga bulan dibebankan biaya untuk menempati rusunawa, mereka memilih angkat kaki dari sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Megapolitan
Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Megapolitan
Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Megapolitan
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Megapolitan
Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com