Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Sindikat Penjual Ginjal Pernah Bentak Pemilik Kontrakan karena Tagihan Air

Kompas.com - 22/06/2023, 08:58 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sudirman (47), pemilik kontrakan yang diduga dijadikan markas sindikat penjual ginjal internasional di Bekasi, Jawa Barat, mengaku bahwa istrinya pernah dibentak oleh bos penyewa kontrakan bernama Septian Taher.

Kejadian ini berlangsung sekitar April 2023. Saat itu, keran air kontrakan bermasalah, sehingga tagihan air membengkak.

"Berhari-hari, berbulan-bulan masalah air toren atas, timbullah tagihan membengkak kurang lebih sekitar Rp 2,9 juta. Lalu bulan depan, mereka enggak bayar tagihan lagi hingga tagihan total menjadi sekitar hampir Rp 4 juta,” kata Sudirman saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Penyewa Kontrakan Diduga Markas Sindikat Penjual Ginjal Mengaku Punya Bos

Sudirman mengatakan, saat itu istrinya terus mendesak para penghuni kontrakan agar segera membayar tagihan air.

"Istri saya marah ke mereka. Dijanjikan tanggal sekian akan dibayar, tapi enggak kunjung dibayar tagihannya," kata dia.

Karena mendapat desakan dari istri Sudirman, akhirnya salah satu penghuni bernama Akmal pun berkata bahwa bosnya yang akan menyelesaikan pembayaran tagihan.

"Akhirnya keluar ucapan bos ini setelah berminggu-minggu saya kasih waktu," ungkap Sudirman.

Baca juga: Kilah Penghuni Kontrakan yang Diduga Jadi Markas Penjualan Ginjal: Mengaku Pekerja Bangunan dan Kena Tipu

Setelah itu, istri Sudirman pun dihubungi oleh Septian Taher. Septian berkata akan bertanggung jawab membayar tagihan air tersebut.

Septian merupakan orang yang menyewa rumah Sudirman pada November 2022. Saat itu, Septian meminta izin kepada Sudirman untuk menempati kontrakan bersama 5-6 rekannya.

Namun, pada Maret 2023, Septian mengabari Sudirman bahwa ia berangkat ke Bali dan kontrakan dialihkan kepada rekannya yang bernama Akmal.

"Diteleponlah sama Septian bahwa dia bertanggung jawab. Baru kami tahu Septian itu bosnya," kata Sudirman.

Baca juga: Rumahnya Jadi Markas Sindikat Penjual Ginjal Internasional, Pemilik Kontrakan Diperiksa Polisi

Tagihan air yang membengkak pun dibayar Septian dengan mencicil. Namun, karena didesak pemilik rumah untuk segera melunasi tunggakan tersebut, Septian marah.

"Dia bilang, ‘Ibu pikir cari duit gampang’. Ya saya baca aja (chat WA-nya), enggak saya komentari, ya sudahlah," tutur Murniati, istri Sudirman, dalam kesempatan yang sama.

Begitu tunggakan selesai dibayar, Septian kembali mengirim pesan melalui WhatsApp kepada Murniati.

"(Katanya), udah selesai ya bu (pembayarannya). Ibu pastikan air PAM itu enggak ada tunggakan lagi," kata Murniati dengan suara meninggi.

Sebagai informasi, kontrakan di Perumahan Villa Mutiara Gading, Jalan Piano 9, Blok F5 Kelurahan Setia Asih, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, itu digerebek polisi pada Senin (19/6/2023) dini hari karena diduga jadi penampungan penjualan ginjal jaringan internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com