Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nurdin Berjualan Ratusan Hewan Kurban di Tengah Megah Gedung Bertingkat

Kompas.com - 23/06/2023, 16:38 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nurdin (64) telah menjadi pedagang hewan kurban di sekitar Kawasan Segitiga Emas lebih dari satu dekade terakhir.

Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat itu selalu menempati lahan kosong di dekat Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan, untuk menjajakan ratusan sapi berbadan "montok".

Nurdin mengatakan, lahan yang ditempatinya untuk berjualan saat ini tak seindah 15 tahun lalu.

Meski dikelilingi gedung bertingkat, lahan kosong yang ditempatinya bagaikan hutan kecil yang ada di tengah kota.

Baca juga: Dinas LH DKI Larang Limbah Hewan Kurban Dibuang ke Saluran Air, Khawatir Tularkan Penyakit

"Dulu tahun 2008 masih banyak pohon berukuran besar. Semak-semaknya juga lebat. Jadi saya harus bersih-bersih dulu sebelum lahannya dipakai berjualan hewan kurban," ujar dia saat ditemui wartawan, Jumat (23/6/2023).

Nurdin mengungkapkan tak banyak kendala yang ditemui ketika menjajakan sapi-sapi gemuk untuk dikurbankan.

Menurutnya, masyarakat Ibu Kota relatif cepat ketika bertransaksi asal hewan yang dijajakan memiliki kualitas prima.

"Tahun pertama jualan hewan kurban, saya cuma bawa 18 ekor dari Bima, ternyata responsnya cukup mencengangkan. Hewan kurban yang saya jual langsung ludes dalam waktu cepat," ujar dia.

Melihat realita itu, kuantitas sapi yang dibawa Nurdin akhirnya kian bertambah setiap tahunnya.

Baca juga: Plt Wali Kota Bekasi Beli Sapi Kurban Simental Seberat 600 Kilogram, Penjual: Harganya Fantastis

Ia mengaku sempat membawa 600 ekor sapi dari Bima untuk dijajakan di lokasi tempat penampungan hewan kurban (TPnHK) yang terletak di Jalan Kawi, Menteng Atas, Jakarta Selatan.

Hebatnya lagi, tidak ada satu pun sapi yang gagal terjual saat itu. Sapi-sapi yang sempat membuat sesak kapal laut menuju Jakarta diborong habis oleh masyarakat.

"600 ekor itu tahun kelima atau keenam berdagang hewan kurban. Itu masa paling jaya menurut saya, karena setelah itu sapi yang saya bawa dari Bima selalu berkurang," tutur dia.

Khusus tahun ini, Idul Adha 1444 H, Nurdin mengungkapkan dirinya hanya membawa 190 ekor sapi berbagai jenis.

Sapi-sapi yang dibawa dari Bima merupakan sapi limosin, sapi lokal Bima atau peranakan ongole (PO), sapi brahman, hingga sapi simental.

Baca juga: Sapi Bali Jadi Incaran Masyarakat Bekasi untuk Kurban Tahun Ini, Harga Naik Rp 5.000 Per Kg

Ia mengaku tak lagi membawa 600 sapi atau lebih karena persaingan perdagangan yang cukup ketat.

Sebab, ia turut serta mengajak sanak saudaranya untuk berjualan di area serupa.

"Harga sapi paling murah itu sebesar Rp 13,5 juta dan paling mahal di angka Rp 43 juta," beber dia.

"Saya juga enggak bisa melabeli harga tinggi karena keluarga saya semua jualan di sini dan tidak seperti dulu, di mana hanya saya yang menjajakan hewan kurban," tutup Nurdin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com