Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Ditutupnya Akses 10 Rumah Warga Green Village Bekasi: Semula Ditutup Seng, Kemudian Dibeton

Kompas.com - 26/06/2023, 17:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghuni Perumahan Green Village, Perwira, Bekasi Utara, tidak bisa memarkirkan kendaraannya lantaran akses masuknya sudah ditutup sejak 20 Juni lalu.

Hal ini diduga terjadi karena pihak pengembang dari perumahan tersebut menyerobot tanah milik orang lain. Akibatnya, jalan untuk mengakses sepuluh rumah penghuni kini ditutup beton.

"Ada sekitar sepuluh rumah yang terdampak dengan panjang sekitar 370 meter," kata salah satu warga perumahan yang terdampak bernama Solihin (38), Minggu (25/6/2023).

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Saat Ganjar Blusukan di Warakas | Tembok Seng Tutup Akses 10 Rumah Warga Green Village Bekasi

Bermula dari batas patok

Menurut Solihin, lahan itu awalnya hanya ditandai dengan patok. Namun lama kelamaan, lahan itu ditutup oleh seng di jalan sepanjang 370 meter itu.

Pembangunan jalan itu tersebut membuat warga yang terdampak tidak bisa lagi memarkirkan mobilnya di garasi.

Mereka terpaksa memarkirkan kendaraannya di tempat yang lebih jauh, karena akses masuk kendaraan mereka sudah sepenuhnya tertutup tembok.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, tembok seng itu hampir menutup seluruh akses masuk warga. Hanya tersisa kurang lebih 20-40 sentimeter lebar jalan untuk pejalan kaki.

Baca juga: Deretan Kasus Penutupan Akses Jalan ke Rumah Warga, Mulai dari Sengketa Lahan sampai Masalah Pribadi

Diduga akibat sengketa lahan

Solihin menduga penutupan akses jalan itu terjadi karena pihak pengembang dari perumahan tersebut menyerobot tanah milik orang lain.

"Lahan sebelah itu diserobot developer (pengembang), jadi akhirnya timbullah dari pihak sebelah (pemilik lahan) menggugat developer sampai putusan di Mahkamah Agung tahun 2018. Yang menang pihak sebelah," ucap dia.

Tampak kalimat bertuliskan "Dilarang Bersandar" tertulis di tembok seng. Kalimat itu ditulis menggunakan cat semprot berwarna merah.

"Pengumuman tanah ini milik Liem Sian Tjie berdasarkan sertifikat hak milik (SHM) no.3063 yang dikeluarkan dari Kantor BPN Kota Bekasi dan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum lengkap (inkracht van gewijsde)," demikian kalimat dalam di papan pemberitahuan tersebut.

Baca juga: Bukan Seng, Akses Warga Perumahan Green Village Bekasi Kini Ditutup Beton

"Putusan Pengadilan Bekasi Nomor 553/Pdt.G/2016/Pn.Bks. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat Nomor 538/PDT/2017/PT.BDG Jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 1738 K/PDT/2018. Putusan Peninjauan Kembali (PK) Nomor 681 PK/Pdt/2019," lanjut keterangan informasi lahan di papan pemberitahuan.

Diganti tembok beton

Ada pemandangan berbeda pada akses jalan Perumahan Green Village yang sempat ditutup seng sejak 20 Juni lalu itu saat dikunjung Kompas.com pada Senin (26/6/2023).

Pada Minggu malam, akses tersebut baru sebatas ditutup oleh seng. Kini sudah berganti dengan tembok beton yang terlihat baru terpasang.

Baca juga: Tutup Akses Tol Jatikarya, Ahli Waris: Kami Bakar Ban di Tanah Kami

Pada patok tembok itu, masih terlihat semen-semen yang masih basah. Tembok beton itu terpasang dua buah spanduk bertuliskan kalimat perlawanan warga.

"Berantas Mafia Tanah Kota Bekasi, Jawa Barat," demikian kalimat yang tertulis di spanduk tersebut.

"Kami Warga Green Village Tidak Punya Akses Jalan," tulis satu kalimat lagi di spanduk yang satunya.

(Penulis : Joy Andre | Editor : Ihsanuddin, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com