JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga Cakung, Jakarta Timur, Satria (26), menyebut transportasi publik di Jakarta patut diacungi jempol.
Menurut dia, saat ini sebagian besar transportasi publik di Ibu Kota cenderung lebih ramah lingkungan.
"Dulu waktu saya kecil, transportasi umum kayak (bus) kopaja gitu ngeluarin banyak asap hitam. Sekarang enggak kayak dulu (mengganggu)," kata dia di RPTRA Komarudin, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (27/6/2023).
Baca juga: Sejumlah PR Transjakarta di Tengah Cita-cita Berantas Macet dengan Transportasi Umum
Satria menuturkan, langkah Pemprov DKI Jakarta yang mendukung transportasi ramah lingkungan sudah tepat.
Sebab, saat ini Transjakarta pun sudah menggunakan bus listrik.
Ada pula perusahaan transportasi swasta yang menawarkan penyewaan sepeda motor listrik kepada para pengemudinya.
"Polusi di Jakarta berkaitan sama transportasi umum (yang tidak ramah lingkungan), kayak dulu kopaja yang asapnya hitam itu," kata Satria.
Saat ini, transportasi publik di Jakarta memang sudah lebih nyaman dan menjangkau permukiman warga.
Untuk Jaklingko, misalnya, titik pemberhentiannya tidak hanya di jalan raya saja, tetapi juga jalanan perumahan.
Terkait kenyamanan, Satria mencontohkan KRL yang saat ini gerbongnya lebih bersih.
"KRL sekarang lebih nyaman karena sudah enggak ada pedagang asongan di dalam gerbong," jelas Satria.
Baca juga: Pemprov DKI Diminta Perluas Jangkauan Transportasi Umum hingga ke Permukiman
"Sekarang transportasi umum di Jakarta memang lebih nyaman, cuma kurang berpengaruh untuk mengatasi macet. Kemacetan enggak ada yang berubah," imbuh dia.
Dalam rangka HUT ke-496 DKI Jakarta, Satria berharap agar Pemprov DKI Jakarta terus membenahi transportasi publik di Ibu Kota.
Jika ada kendaraan yang sudah tidak memadai, seperti pintu mobil atau bus yang tidak bisa ditutup rapat, segera diperbaiki.
Sebab, rasa aman dan nyaman yang ditawarkan transportasi publik dapat menggaet minat masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi saat bepergian.
Dengan kata lain, transportasi publik dapat membantu mengatasi kemacetan di Jakarta.
"Kemacetan tetap jadi masalah yang diprioritaskan untuk cepat diselesaikan. Untuk mengatasi macet, transportasi publik diperbanyak rute dan armadanya," jelas Satria.
"Kuncinya balik lagi ke transportasi publik yang lebih aman dan nyaman. Kalau sudah begitu, dan rute dan armadanya lebih banyak, orang pakai kendaraan pribadi jadi berkurang," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.