JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 017/RW 04 Kelurahan Kapuk Muara berinisiatif urunan demi mengecor jalan di wilayah mereka.
Ketua RT setempat, Syafrudin (54), mengungkapkan bahwa jalan beton yang dibangun atas swadaya masyarakat itu diketahui berbiaya lebih dari Rp 1 miliar. Pengecoran jalan dilakukan bertahap sejak 2005.
"Waduh, itu kalau misalnya dihitung keseluruhan, itu Rp 1 miliar lebih. Sudah miliar-miliaran. Untuk 100 meter saja sudah berapa ratus juta," ungkap Syafrudin saat ditemui Kompas.com di Kantor RW 04, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Ketua RT Pertanyakan Kenapa Rumah Panggung di Kapuk Muara Baru Dipermasalahkan Setelah Belasan Tahun
Sebelum mendapatkan akses jalan yang layak, Syafrudin berujar bahwa dulu warganya bersusah payah untuk keluar masuk permukiman.
Sebagai informasi, wilayah RT 17 RW 04 Kelurahan Kapuk Muara awalnya merupakan rawa-rawa. Warga yang tinggal di kawasan itu ialah mereka yang tergusur dari bantaran kali karena pelebaran.
Para korban penggusuran akhirnya mendirikan rumah panggung di rawa tersebut. Mereka bergotong royong memangkas ilalang yang menjulang agar dapat mendirikan rumah panggung.
Baca juga: Tinggal di Rumah Panggung yang Kolongnya Dipenuhi Sampah, Warga Kapuk Muara: Dulunya Rawa-rawa
Ketika itu mereka mengandalkan batang bambu yang dirangkai sebagai akses jalan.
Selang beberapa waktu kemudian, Syafrudin bersama warga setempat berinisiatif membangun jalan beton supaya mudah dilalui sepeda motor walau lebarnya tidak seberapa.
Warga setempat akhirnya urunan dan baru terealisasi pada 2005.
Pengecoran dilakukan bertahap hingga akhirnya bisa digunakan untuk akses dari satu titik ke titik yang lain.
"Kami punya inisiatif dan semangat untuk membangun jalan. Kami musyawarah. Masalah membangun jalan itu dari swadaya masyarakat. Total semuanya pure dari masyarakat," ungkap dia.
Baca juga: Diusulkan Pindah ke Rusunawa, Ketua RT di Kapuk Muara: Warga Tak Setuju, Sudah Nyaman
Pria yang sudah menjabat sebagai Ketua RT selama lima periode tersebut juga memastikan bahwa pemerintah bukan tidak ingin membantu, tetapi memang tidak bisa.
"Kita pengin punya jalan bagus saja harus berjuang sendiri. Karena selama ini, kita mengajukan ke pemerintah, yang bahwa rawa ini termasuknya tanah abu-abu. Artinya, masih sengketa. Jadi, pemerintah itu enggak mau membantu buat jalan atau segala macam," pungkas Syafrudin.
Diberitakan sebelumnya, Lurah Kapuk Muara Yason Simanjuntak mengungkapkan bahwa sejumlah warga RT 017/RW 04 Kelurahan Kapuk Muara bertempat tinggal di tanah milik orang lain.
Yason juga memastikan bahwa sejumlah warga yang tinggal di rumah-rumah panggung tersebut tidak mempunyai bukti kepemilikan seperti sertifikat dan surat izin mendirikan bangunan (IMB).
"Itu daerah grey area, tanah orang dikuasai warga," kata Yason saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (28/6/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.