JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) buka suara soal pemutusan hubungan kerja (PHK) 23 karyawan yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) terhadap pihak supplier saat bongkar muat barang.
Manajemen Alfamart mengaku mendapat komplain soal adanya pungli ini sekitar Agustus 2022.
"Perusahaan dikomplain oleh orang yang merasa keberatan dimintain (pungutan) seperti itu. Ada aduan. Terus kita diam aja? Dibilang 'Pak, begini, kok saya dimintain duit?' Masa perusahaan diam saja," tutur Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (5/7/2023).
Baca juga: Alfamart Mengaku Pecat 23 Karyawan karena Diduga Pungli
Laporan yang dia terima, dalam sehari, satu orang bisa menerima pungutan hingga Rp 70.000.
"Orang salah siapapun, kalau ditanya ya enggak ngaku salah. Itu saya sampaikan bahwa kalau ditanya Rp 1.000 Rp 2.000, saya mau menyampaikan bahwa satu hari ada yang menerima Rp 70.000," ujar dia
Ia menegaskan, tidak ada alasan untuk membenarkan karyawan yang bersangkutan menerima "uang masuk" tersebut.
"Dia sudah mendapatkan gaji, enggak boleh. Jadi kalau ditanya kasus sekarang bisa terjadi, 'wah saya enggak minta, saya dikasih' apa alasan itu bisa diterima? Enggak boleh ya. Apalagi ada komplain kan artinya keberatan," tegas dia.
Solihin berkata, jika tidak diusut, dikhawatirkan tindakan tersebut akan memengaruhi pendistribusian barang dari supplier ke depannya.
Baca juga: Disebut Paksa 23 Karyawan Berhenti Kerja, Ini Penjelasan Alfamart
"Kita nggak mau juga kalau suatu saat pihak supplier berkumpul, 'kami enggak usah kirim barang lah ke Alfamart, kami dimintain duit', coba gimana perasaannya?" tutur Solihin.
Aduan ini pun berujung PHK 23 karyawan yang diduga terlibat dalam tindakan tersebut.
Solihin berkata, 23 karyawan ini melanggar aturan dasar yang fatal dan tidak bisa ditoleransi.
"Pelanggaran fatal (jika) kita masih bermain-main, kita enggak akan bisa bekerja. Apalagi ini ada aduan," kata Solihin.
"Poinnya, kesalahan kan macam-macam, tapi kesalahan ini ya kesalahan yang enggak main-main. Kami punya karyawan lebih dari 150.000, kalau supplier enggak mau kirim barang karena ada hal yang dia anggap berat, kami mau dagang apa nanti?" imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.