JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Juwanto (19), remaja pengidap obesitas di Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, semakin kesulitan bergerak.
Sebab, berat badannya yang sudah mencapai 230 kilogram mempengaruhi keluwesannya dalam beraktivitas.
"Dia bisa geser tubuhnya sedikit. Tapi kalau mau melakukan sesuatu, kayak misalnya ke kamar mandi, saya bantuin," kata nenek Juwanto, Lina (54), di Jalan SMP 160 RT 007 RW 03, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (6/7/2023).
Sejak kecil, Juwanto sudah memiliki bobot yang lebih besar daripada anak-anak seusianya.
Baca juga: Remaja Obesitas Seberat 230 Kg di Ceger Dievakuasi ke RS Adhyaksa Jakarta Timur
Lina tidak mengingat betul berapa kilogram tubuh Juwanto pada saat itu.
Namun, sejak sekitar kelas 5 SD, berat badan Juwanto semakin bertambah seiring waktu.
Bahkan, ia berhenti sekolah saat menginjak kelas 2 SMP karena berat badannya. Sampai saat ini, Juwanto masih belum bersekolah kembali.
Walaupun berat badannya melebihi batas normal, salah satu cucu Lina itu masih memiliki kondisi fisik yang baik.
Baca juga: Remaja Pengidap Obesitas di Ceger Jaktim Sudah Miliki Tubuh Besar sejak SD
Bahkan, Juwanto masih bisa membuka warung bersama kakaknya sejak putus sekolah.
Namun, dua bulan belakangan, Juwanto sudah tidak lagi berjualan. Selain karena berat badannya yang kian meningkat, ia juga mengeluhkan rasa nyeri pada tangan dan kakinya.
"Keadaan fisiknya menurun dua bulan ini. Keluhannya sakit di tangan dan kakinya. Masih bisa bergerak, tapi berasa sakit katanya," ucap dia.
"Dua bulan belakangan dia sudah enggak beraktivitas dagang lagi," imbuh Lina.
Sejak keluhan soal tangan dan kaki disuarakan oleh Juwanto, Lina mengaku bahwa keluarga hanya melakukan pengobatan alami.
Baca juga: Curhat Remaja Pengidap Obesitas ke Nenek: Ingin Diet dan Punya Tubuh Normal
Baru lah beberapa hari belakangan ini, Juwanto melakukan pengobatan medis dan mendapat rujukan ke RS Adhyaksa.
"Dievakuasi ke rumah sakit untuk dikontrol dan diturunkan berat badannya," jelas Lina.