Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe", Masuk Grup Diduga Beranggotakan Sindikat

Kompas.com - 11/07/2023, 22:33 WIB
Rizky Syahrial,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban penipuan modus like dan subscribe berinisial A (28) menceritakan, ia diundang masuk grup WhatsApp yang diduga beranggotakan sindikat penipu.

Pekerja di kawasan Tangerang tersebut diketahui mengalami kerugian Rp 44 juta, lebih dari setengahnya merupakan uang pinjaman karena A terbuai janji manis pelaku.

Saat menjalankan beberapa misi dari pelaku, A diundang masuk ke dalam grup WhatsApp.

Anggota grup tersebut diduga sindikat pelaku yang berpura-pura menjadi orang yang juga menjalankan misi seperti A.

"Jadi mereka punya grup WhatsApp, member grup itu diduga sindikat penipu semua," kata A saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/7/2023).

Baca juga: Cerita Korban Penipuan Like dan Subscribe, sampai Berutang dan Rugi Rp 44 Juta

Ia mengatakan, grup itu digunakan untuk mengirim bukti transfer dari anggota yang diduga sindikat.

Kata A, anggota grup itu mengirimkan pesan ucapan terima kasih karena pelaku telah "melipatgandakan" uangnya.

Tujuannya untuk meyakinkan A bahwa orang lain berhasil mendapatkan keuntungan setelah mentransfer uang dan menjalankan misi.

Hal itu membuat A terbuai dengan modus si penipu dan meyakinkan dirinya bahwa investasi ini menguntungkan.

"Betul. Isinya bukti transfer semua. Mereka bilang, 'Cair nih, cair nih', jadi bikin saya percaya, oh ini menguntungkan," jelas dia.

Baca juga: Jahatnya Penipuan Like and Subscribe: Manipulasi Korban Hingga Merugi Ratusan Juta

Setelah membaca gelagat komplotan penipu tersebut, A mengirimkan pesan "penipu kalian semua" ke dalam grup itu.

"Saya singgung, 'penipu kalian semua', jadi setelah saya tertipu, saya baru cari ke Google, saya ketemu satu artikel apa yang dialami persis sama dengan saya," jelas A.

"Akhirnya saya kirim link artikel itu ke grup dan mengatakan 'penipu kalian semua'," tambah dia.

Melihat pesan A, salah satu anggota grup berkilah dan menerangkan bahwa uangnya berikut komisi sudah cair.

Bahkan, ada anggota lain yang mengirimkan pesan pribadi melalui WhatsApp kepada A. Isinya, meyakinkan A bahwa praktik yang mereka lakukan bukan penipuan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com