Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegelisahan Warga Kolong Tol Cawang-Pluit jika Direlokasi ke Rusunawa, Takut Tak Bisa Bayar Sewa

Kompas.com - 13/07/2023, 08:31 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar warga yang menghuni permukiman di kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar Baru, Jakarta Barat, tak tahu soal rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merelokasi mereka.

Saat ditemui, sejumlah warga mengaku hanya pernah dimintai kartu keluarga (KK) tanpa tahu tujuan pendataan tersebut.

Warga bernama Dini (29) menyampaikan, tidak tahu soal relokasi ke rumah susun sewa sederhana (rusunawa).

"Belum tahu (soal relokasi). Enggak (dijelaskan), itu (pendataan) memang dari Kelurahan. Cuma bilangnya katanya mau kasih bantuan," ujar Dini saat ditemui Kompas.com di kolong Tol Cawang-Tomang-Pluit, Rabu (12/7/2023).

Baca juga: Tolak Pindah ke Rusun, Warga Kolong Tol: Suami Saya Cari Makan dari Mana?

Dia sempat menyerahkan KK kepada pihak kelurahan. Namun, Dini menyebut, pihak kelurahan tidak menjelaskan secara terperinci terkait pendataan itu.

Hal senada disampaikan Ricky (30) yang tak tahu-menahu soal rencana Pemprov DKI untuk merelokasi mereka.

"Enggak tahu (akan direlokasi ke rusunawa). Rusun juga dulu tiga bulan doang dapatnya (gratis) habis itu suruh bayar," kata Ricky.

Mau direlokasi asalkan tarif sewa murah

Dini sesungguhnya mau dipindahkan ke rusunawa. Kendati demikian, dia meminta tarif uang sewa yang dibebankan kepada warga disesuaikan dengan kemampuan mereka.

"Kalau saya sih mau, cuma yang lain-lain enggak tahu. (Uang sewa) yang bisa kami jangkau sajalah. Pendapatan kami saja dibagi-bagi buat makan sehari-hari," tutur dia.

Baca juga: Warga Kolong Tol Cawang-Pluit Mau Direlokasi ke Rusunawa asalkan Tarif Sewa Terjangkau

Pasalnya, ibu dua anak ini mengandalkan pemenuhan kebutuhan keluarganya dari sang suami yang bekerja serabutan.

Tinggal di kolong jalan tol selama delapan tahun terakhir membantu Dini mengirit pengeluaran. Sebab, warga hanya diwajibkan membayar uang Rp 50.000 per bulan untuk biaya kebersihan.

Tak semua warga mau direlokasi

Rencana relokasi tak direspons baik oleh semua warga yang menghuni kolong jalan tol ini. Kasmini (54), misalnya, khawatir kesulitan mengais rezeki bila dipindahkan ke rusunawa.

“Kalau seandainya kami dipindahkan, terus suami saya nyari makannya dari mana?,” ungkap Kasmini.

Warga Purwodadi, Jawa Tengah itu berujar, suaminya sehari-hari bekerja sebagai kuli panggul di pasar kawasan Jelambar. Lokasi pasar ini berada tak jauh dari hunian mereka di kolong jalan tol.

Baca juga: Secercah Harapan bagi Warga Kolong Tol Cawang-Pluit untuk Hidup Layak, Segera Tempati Rusunawa

Selain itu, suami Kasmini juga mencari pundi-pundi rupiah dengan menjual kembali barang rongsokan dan bekas kemasan minuman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com