Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur Naik, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Tetap Jualan karena Punya Pelanggan Tetap

Kompas.com - 14/07/2023, 17:06 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang telur di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, tetap berjualan meski harga telur sedang meningkat.

Pedagang telur bernama Rodiyah (57) mengatakan, ia dan para pedagang lainnya masih berdagang karena sudah memiliki pelanggan masing-masing.

"Enggak ada yang berhenti jualan, masih pada berdagang semua. Semua pada dagang aja, yang penting ada barang buat dijual," kata dia di lokasi, Kamis (13/7/2023).

Rodiyah menuturkan, harga jual telur naik karena harga dari agen pun meningkat. Kenaikan harga tidak memengaruhi penjualan karena pelanggan tetap setia berbelanja.

Baca juga: Harga Telur di Pasar Induk Kramatjati Naik, Pedagang: Bingung, padahal Pasokan Lancar

Rodiyah sendiri memiliki lebih dari 10 pelanggan yang berjualan martabak. Dalam satu hari, rata-rata satu ikat atau 15 kilogram telur ayam ludes terjual.

Sementara itu, untuk telur bebek bisa terjual dua ikat atau 270 butir setiap harinya.

"Biasanya kalau saya, mereka cuma nanya, 'Harga apaan yang lagi naik?' Habis itu tetap beli. Mereka juga paham pedagang hanya ikut harga dari agen," tutur Rodiyah.

"Kembali lagi, para pedagang di sini mengandalkan langganan untuk omzet. Mau harga naik atau turun, yang beli ya dia-dia juga," sambung dia.

Baca juga: Harga Telur Ayam di Pasar Induk Kramatjati Tak Kunjung Turun sejak Idul Fitri

Pedagang telur lainnya, Ilyas (72), menuturkan bahwa teman-teman sesama pedagang telur di sekitarnya tidak ada yang berhenti berjualan.

"Persaingan harga gitu-gitu saja, karena masing-masing sudah punya langganan. Langganan kami kan juga butuh telur, jadi mau harga naik atau turun tetap pada beli," tutur Ilyas.

Setiap harinya, ada sekitar 20-30 orang yang membeli dagangan Ilyas. Rata-rata pembeli adalah tukang martabak, nasi goreng, dan kerak telor.

Biasanya, mereka membeli 50 sampai 150 butir telur per hari. Namun, jumlah yang dibeli bisa lebih jika mereka sedang ramai pembeli.

Baca juga: Harga Telur Naik, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Andalkan Pelanggan yang Rutin Beli

Sebagai informasi, harga telur bebek di toko Rodiyah Rp 3.000 per butir. Sementara itu, harga telur ayam negeri Rp 32.000 per kilogram.

Sebelum Idul Fitri, harga telur bebek di tokonya Rp 2.700 per butir, sedangkan telur ayam negeri Rp 23.000 per kilogram.

Namun, harga telur meningkat secara perlahan sampai akhirnya satu kilogram telur ayam negeri kini mencapai Rp 32.000.

Sementara itu, di toko Ilyas, harga satu kilogram ayam negeri adalah Rp 32.000, sedangkan harga telur ayam kampung Rp 3.000 per butir.

Sebelum Idul Fitri, harga ayam negeri di toko Ilyas Rp 30.000 per kilogram, sedangkan harga ayam kampung Rp 2.800 per butir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com