Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4.791 Siswa di Jabar Dicoret Dari PPDB Zonasi, Diduga Curang Hingga Manipulasi Data

Kompas.com - 22/07/2023, 09:18 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan, pihaknya telah menganulir atau membatalkan 4.791 nama siswa yang disinyalir curang memanipulasi data dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Emil, sapaan akrabnya mengatakan, data tersebut kemungkinan akan terus bertambah apabila ditemukan lagi kecurangan-kecurangan.

"4.791 peserta PPDB sudah saya batalkan di jenjang SMA dan berproses ada tambahan lagi jika ditemukan ada pelanggaran atau domisili yang tidak semestinya. Tetapi sudah sebanyak itu yang kami batalkan," ungkap Emil, di Bogor, Jumat (21/7/2023).

Baca juga: Edy Rahmayadi 3 Kali Sampaikan ke Jokowi Menolak Sistem Zonasi PPDB

Emil telah melakukan evaluasi atas polemik yang terjadi selama proses PPDB sistem zonasi.

Ia juga telah menyampaikan hasil laporan kecurangan tersebut kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

"Saya sampaikan ke Mendikbud untuk melakukan evaluasi-evaluasi supaya tahun depan tidak ada lagi drama-drama yang melelahkan seperti yang kita lihat sekarang," sebutnya.

Menurutnya, proses penerimaan peserta didik untuk jenjang SMA seharusnya dikembalikan kepada pemerintah daerah tingkat kota/kabupaten agar persoalan-persoalan yang terjadi bisa langsung diselesaikan.

"Implementasi memang di era otonomi daerah itu harusnya lebih baik. Bahkan saya dulu waktu jadi wali kota, SMA diurusnya oleh wali kota. Sekarang oleh aturan harus ke provinsi, tetapi dulu bisa lebih dekat kalau oleh kota/kabupaten," bebernya.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, jumlah peserta PPDB jenjang SMA yang paling banyak didiskualifikasi terjadi di Kantor Cabang Dinas (KCD) Kabupaten Bogor sebanyak 1.635 siswa.

KCD Kabupaten Bekasi 589 siswa, KCD Kota Bekasi 307 siswa, dan KCD 8 Kabupaten Bandung sebanyak 410 siswa.

Baca juga: Banyak Kecurangan, Kemendikbud Diminta Kaji Ulang Sistem Zonasi PPDB

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa masalah lapangan terkait PPDB 2023 terjadi hampir di seluruh daerah.

Hal itu diungkap Kepala Negara setelah meresmikan jalan tol ruas Bengkulu-Taba Penanjung, Kamis (20/7/2023).

Jokowi meminta kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk menyelesaikan masalah PPDB tersebut secara baik-baik.

Ia juga meminta pemerintah memastikan anak-anak Indonesia berkesempatan mendapatkan pendidikan di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com