TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang anak bernama Raya (8) menderita sakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) diduga akibat terpapar asap tabunan.
Asap berasal dari sampah yang dibakar warga, tepat di belakang Rumah Sakit Umum Tangerang Selatan (RSU Tangsel).
Lokasinya hanya berjarak 900 meter dari rumah Raya di Perumahan Permai 1, Pamulang, Tangsel.
Baca juga: Akibat Debu Batu Bara di Rusunawa Marunda, 66 Orang Kena ISPA hingga Gatal-gatal
Ibunda Raya, Bunga menceritakan, awalnya Raya batuk-batuk pada Jumat (28/7/2023).
Namun, kondisinya memburuk setelah Raya bangun tidur lantaran ia mengalami pilek dan kesulitan bernapas.
"Hari Jumat lalu. Raya pulang sekolah masih sehat dan aktif walau memang sudah ada batuk. Tapi, setelah dia bangun dari tidur siang sekitar jam 15.00, dia jadi sedikit pilek, agak sulit bernapas," kata Bunga saat dihubungi, Rabu (2/8/20223).
Setelahnya, sang ibu hanya memberikan obat dan balsam untuk mengobati penyakit Raya. Ia menganggap Raya hanya sakit batuk biasa.
Namun, penilaian Bunga itu ternyata salah. Kondisi kesehatan anaknya itu semakin menurun pada Sabtu (29/7/2023).
Baca juga: Kebiasaan Bapak Merokok Saat Antar Sekolah Jadi Pemicu ISPA Anak
"Sabtu siang napasnya mulai makin sulit sampai pada jam 12 malam. Napasnya makin susah dan terengah-engah. Pas kami cek, ada cekukan di dada dan napas makin cepat," tutur Bunga.
Melihat hal itu, Bunga bergegas membawa Raya ke instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Eka Hospital.
Di sana, Raya langsung diuap, pengecekan darah, rontgen toraks, sebelum akhirnya dokter mendiagnosis penyakit ISPA.
"Ternyata benar ada infeksi di saluran napasnya Raya. Dan karena Raya bukan pengidap asma, infeksinya cukup berat sehingga Raya dinyatakan ISPA," ucap Bunga.
Berdasarkan hal itu, Bunga curiga putranya terkena ISPA lantaran kondisi cuaca Tangerang Selatan yang buruk.
Baca juga: Dinas LH DKI: 70 Persen Pemicu Kualitas Udara Buruk di Jakarta adalah Transportasi
Ditambah lagi, warga sekitar rumahnya setiap sore membakar sampah sehingga kepulan asapnya mencemari lingkungan.
"Kami sering sekali kesal karena sering sekali asap mengebul dari pembakaran sampah di area dekat rumah kami," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.