TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) mengeklaim telah menghentikan aktivitas pembakaran sampah oleh warga di belakang Rumah Sakit Umum (RSU) Tangsel.
Kebijakan itu dilakukan menyusul adanya keluhan warga yang anaknya menderita sakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terpapar asap pembakaran sampah itu.
"Pembakaran sampah atau puingnya sudah distop dari kemarin-kemarin bersama Dinas LH (Lingkungan Hidup), Satpol PP, Dinkes dan Polsek," kata Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat dikonfirmasi, Rabu (2/8/2023).
Baca juga: Diduga Terpapar Asap Pembakaran Sampah, Bocah di Pamulang Kena ISPA hingga Dibawa ke RS
Benyamin sekaligus memastikan, Satpol PP bakal mengecek daerah tersebut secara rutin demi memastikan tidak ada lagi pembakaran sampah sembarangan yang berpotensi mengganggu kesehatan warga sekitarnya.
"(Ke depannya) akan dilakukan monitoring dan pengawasan oleh seksi trantib pada kecamatan setempat," ucap Benyamin.
Sebelumnya diberitakan, Seorang anak bernama Raya (8) menderita penyakit ISPA. Orangtua menduga kuat penyakit itu disebabkan terpapar asap pembakaran sampah yang sering sekali muncul di area permukimannya.
Pembakaran sampah sembarangan itu sendiri berada tepat di belakang RSU Tangsel. Lokasinya hanya berjarak 900 meter dari rumah Raya di Perumahan Permai 1, Pamulang, Tangsel.
Ibunda Raya bernama Bunga bercerita, awalnya Raya batuk-batuk pada Jumat (28/7/2023).
Baca juga: Tips Mencegah Penyakit ISPA di Tengah Kualitas Buruk Udara Jakarta
Namun, kondisinya memburuk setelah Raya bangun tidur lantaran ia mengalami pilek dan kesulitan bernapas.
"Hari Jumat lalu. Raya pulang sekolah masih sehat dan aktif walau memang sudah ada batuk. Tapi, setelah dia bangun dari tidur siang sekitar jam 15.00 WIB, dia jadi sedikit pilek, agak sulit bernapas," kata Bunga saat dihubungi, Rabu (2/8/20223).
Setelahnya, sang ibu hanya memberikan obat dan balsam untuk mengobati penyakit Raya. Ia menganggap Raya hanya sakit batuk biasa.
Namun, penilaian Bunga itu ternyata salah. Kondisi kesehatan anaknya itu semakin menurun pada Sabtu (29/7/2023).
"Sabtu siang napasnya mulai makin sulit sampai pada jam 12 malam. Napasnya makin susah dan terengah-engah. Pas kami cek, ada cekukan di dada dan napas makin cepat," tutur Bunga.
Melihat hal itu, Bunga bergegas membawa Raya ke instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Eka Hospital.
Baca juga: Kebakaran Besar di Kapuk Muara, Asap Masih Terlihat Setelah 24 Jam
Di sana, Raya langsung diuap, pengecekan darah, rontgen toraks, sebelum akhirnya dokter mendiagnosis penyakit ISPA.
"Ternyata benar ada infeksi di saluran napasnya Raya. Dan karena Raya bukan pengidap asma, infeksinya cukup berat sehingga Raya dinyatakan ISPA," ucap Bunga.
Berdasarkan hal itu, Bunga curiga putranya terkena ISPA lantaran kondisi cuaca Tangerang Selatan yang buruk.
Ditambah lagi, warga sekitar rumahnya setiap sore membakar sampah sehingga kepulan asapnya mencemari lingkungan.
"Kami sering sekali kesal karena sering sekali asap mengebul dari pembakaran sampah di area dekat rumah kami," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.