Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Menipu Modus Beli Barang Elektronik, Direktur Perusahaan Dilaporkan ke Polda Metro Jaya

Kompas.com - 04/08/2023, 21:38 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang direktur perusahaan berinisial SRO dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan.

Salah satu korban, Neneng mengatakan, SRO diduga menipu sejumlah orang dengan modus memesan berbagai barang elektronik.

"Itu (barang yang dipesan) CCTV, hardisk, kabel power dan prosesor," ucap Neneng saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: PT Bali Tower Belum Pernah Temui Keluarga Mahasiswa Korban Kabel Fiber Optik

Neneng bercerita, penipuan yang dilakukan SRO bermula ketika pelaku memesan kamera CCTV kepada korban.

Pemesanan itu terjadi pada 2022. Transaksi terjadi setelah mereka sepakat melakukan jual beli dengan sistem preorder (PO) dan pembayaran dengan down payment (DP).

"PO (CCTV) pertama itu sekitar tanggal 5 atau 6 Januari. Nah, setelah itu, PO lagi, setelah Januari. PO-nya itu sebelum jatuh tempo pelunasan," jelas Neneng.

"PO kedua itu kalau enggak salah, kabel power. Itu DP nya 20 persen nilainya sekitar Rp 7 juta. Saya terima juga DP itu, tapi pelunasannya tidak saya terima," imbuh dia.

Belum selesai dibayar lunas, SRO lalu memesan lagi. Transaksi keduanya pun berjalan di PO ketiga dan keempat. Namun, di pemesanan tersebut, pelaku justru menghilang.

Baca juga: Pergoki Pengepul Barang Bekas Bakar Sampah di Pamulang, Petugas Dinas LH Hanya Beri Teguran

Sementara barang yang dipesan sudah dikirim.

"Saya kan sudah percaya nih, PO pertama dan kedua itu lancar. Jadi, PO ketiga dan keempat ini tidak ada DP. Nah, PO terakhir, itu dia butuh 20 (prosesor) tapi saya cuma penuhi 9 unit," ucap Neneng.

Total yang belum dibayarkan setelah jatuh tempo pada Februari 2022 senilai Rp 181.920.000.

Neneng yang sadar jadi korban lalu mencoba menghubungi SRO. Namun, setelah dicoba untuk dicari, pelaku justru menghilang.

Usut punya usut, korban penipuan SRO tidak hanya Neneng. Korbannya banyak dengan total kerugian hingga miliaran.

Baca juga: Saat Tata Kelola TIM dan JIS Dinilai Bermasalah sehingga Bebani Jakpro..

Neneng bersama korban lainnya sepakat membuat laporan dugaan penipuan ke Polda Metro Jaya. Laporan itu teregister dengan nomor LP/B/3623/VI/2023/SPKT/POLDA.

"Total kerugian itu Rp 3,4 miliar. Itu dari yang sudah buat laporan saja. Ada korban yang saya hubungi (ditipu) sekitar Rp 125 juta. Banyak korban yang enggak ikut melapor," ucap dia.

"Kerugiannya dalam bentuk barang yang sudah dikirim. Tapi kalau barang kan, beli pakai uang juga. Karena kami beli ke supplier. Meskipun back to back tapi kalau user kami tidak, kami harus bayar (ke supplier)," imbuh dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com