JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota berencana membuat 23 taman baru dengan luas 6,7 hektar di Ibu Kota pada tahun ini.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, sejumlah taman itu diharapkan dapat memberikan efek jangka panjang dan bermanfaat bagi kualitas udara di Jakarta.
Adapun berdasarkan laman IQAir, kualitas udara di Jakarta saat ini buruk sejak beberapa hari terakhir.
"Pada 2023 ini, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota akan membangun sejumlah 23 taman baru yang tersebar di lima wilayah Kota di Jakarta," ujar Heru Budi dalam keterangannya, Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Heru Budi: 50 Persen Disumbang Polusi dari Transportasi
Heru mengatakan, kondisi polusi cuaca saat ini menjadi tantangan yang besar Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasinya.
Dengan demikian, kata Heru, sederet program penanganan yang sudah berjalan akan terus ditingkatkan.
Beberapa upaya untuk mengurangi sumber polusi di DKI antara lain mengganti bus dari menghasilkan polusi tinggi menjadi yang lebih ramah lingkungan dan penerapan kebijakan ganjil genap.
Kemudian, kebijakan disinsentif tarif parkir bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi, pendataan kawasan, serta perluasan dan optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Baca juga: Heru Budi Minta Apjatel Fokus Tangani Kabel Semrawut di Jakarta agar Tak Lagi Makan Korban
"Selain itu, kami mengimbau untuk seluruh warga turut membantu dalam perbaikan kualitas udara di Jakarta ini," kata Heru.
Meningkatnya polusi udara di DKi dipengaruhi berbagai sumber emisi yang menyebabkan polusi, baik transportasi dan residensial, maupun sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
"(Masyarakat) mualai beralih menggunakan transportasi umum sudah semakin banyak pilihannya, ada Transjakarta, MRT, LRT, Mikrotrans itu silakan dimanfaatkan," kata Heru.
Untuk diketahui, DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor dua di dunia hari ini, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Kabel-kabel Semrawut di Jakarta Sudah Makan Tiga Korban, Heru Budi: Bagaimana Sih!
Dikutip dari laman IQAir pukul 06.46 WIB, indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 159 dan masuk dalam kategori tidak sehat.
Berdasarkan tingkat polusi, Jakarta diperkirakan dalam kategori kondisi tidak sehat selama beberapa hari ke depan hingga Selasa (15/8/2023).
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini ialah PM 2.5 atau partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer, dengan jumlah 71,4 mikrogram/meter kubik.
Konsentrasi tersebut 14,3 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Sementara itu, suhu di Jakarta pagi ini adalah 25 derajat celsius dengan kelembapan 84 persen, gerak angin 7,4 km/h, dan tekanan sebesar 1014 milibar.
Dengan data di atas, DKI Jakarta tercatat sebagai kota dengan kualitas udara dan polusi kota terburuk kedua dunia pagi ini.
Posisi pertama ditempati oleh Beijing, China dengan indeks 161 dan posisi ketiga ditempati Baghdad, Irak dengan indeks 158.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.