JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online bernama Budihardjo (62) harus istirahat di rumah selama 10 hari.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Budihardjo mengalami gangguan pernapasan akibat kualitas udara di DKI Jakarta yang tidak sehat.
"Kemarin saja saya istirahat 10 hari total. Sudah ke klinik, ke IGD, tetap saja masih ada begininya (gejala batuk)," ungkap Budihardjo saat ditemui Kompas.com di Jalan Plumpang Semper, Rawa Badak Selasa, Koja, Jakarta Utara pada Senin (14/8/2023).
Kemudian, Budihardjo mengungkapkan apa yang dianjurkan dokter dalam pemeriksaan tersebut.
Baca juga: Polusi Udara Buruk, Jumlah Pasien ISPA di Kecamatan Duren Sawit Meningkat
"Ya begitu, (kata dokter) katanya udaranya lagi kurang baik. Iya. 'Jadi, bapak harus bisa jaga diri, banyak minum vitamin'," ungkap Budihardjo.
Dia mengikuti anjuran dokter tersebut selama beristirahat di rumah. Namun, batuk-batuk tak kunjung sembuh.
"Tetap saja, sudah saya jaga, makan enggak sembarangan, tetap saja kena. Ini saya masih batuk, cuma saya paksakan saja kerja," imbuh Budihardjo.
Bukan hanya dia yang serupa, istri Budihardjo juga mengalami hal yang sama. Hanya saja, katanya, banyak yang bilang ini merupakan pancaroba.
Baca juga: Pasien ISPA Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan Pasar Minggu Didominasi Usia Produktif
Budihardjo memang merasakan udara di wilayah Jakarta Utara tidak biasa seperti hari sebelumnya.
Menurut Budihardjo, angin sepoi-sepoi di tengah terik matahari saat dia berkendara menggunakan sepeda motor justru terasa tidak enak.
"Ya anginnya enggak enak. Ada panas dan ada angin, tapi rasanya enggak enak. Biasanya kalau panas dan ada angin, kan enak. Nah, ini malah enggak," kata Budihardjo.
Apa yang Budihardjo rasakan ini dia cerita kepada sesama driver ojek online. Katanya, mereka juga mengeluhkan hal yang serupa.
Untuk diketahui, DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor empat di dunia hari ini, Senin (14/8/2023) pagi.
Baca juga: Selain ISPA, Kualitas Udara Buruk Bisa Jadi Penyebab Serangan Jantung
Dikutip dari laman IQAir, kualitas udara di Ibu Kota terpantau masih masuk kualitas tidak sehat pada Senin pagi ini.
Pada pukul 08.22 WIB, nilai indeks kualitas udara Ibu Kota tercatat di angka 153 AQI US dengan ukuran polutan utamanya PM2.5
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5. Konsentrasi tersebut 11,9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Sedangkan suhu di Jakarta pagi ini adalah 28 derajat celsius dengan kelembapan 63 persen, gerak angin 7,4 km/h, dan tekanan sebesar 1015 milibar.
Situs ini juga merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menyalakan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor.
Rekomendasi cara melindungi diri itu agar masyarakat dapat terhindar dari udara luar yang kotor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.