TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie tak menutup kemungkinan bakal menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Tangsel.
Benyamin menyampaikan itu menyusul adanya wacana WFH bagi ASN sebagai salah satu solusi untuk mengatasi polusi udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dalam beberapa waktu terakhir.
"Kalau memang itu dibutuhkan akan WFH lagi, tidak mustahil akan kami terapkan," kata Benyamin kepada waratwan, Selasa (15/8/2023).
Baca juga: Muncul Wacana WFH untuk Atasi Polusi, Menpan-RB: Sedang Dikaji
Kendati begitu, Benyamin masih menunggu arahan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) mengenai mekanisme pemberlakuan WFH.
"Tentu saya masih menunggu arahan dari Mendagri dan Menpan-RB seperti apa pemberlakuan WFH bagi karyawan kami," ucap dia.
Apabila WFH diterapkan, Benyamin bakal membagi ritme kerja para ASN Pemkot Tangsel.
"Saya akan membagi ritme kerja bagi teman-teman. Tentunya, nanti kami atur untuk bekerja WFH dengan catatan absensi tidak boleh lepas dan laporan," kata dia.
Baca juga: Jelang KTT ASEAN, Heru Budi Terapkan WFH 50 Persen bagi ASN mulai 28 Agustus
Sebelumnya, dalam rapat terbatas pada Senin (14/8/2023), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kantor-kantor di wilayah Jabodetabek melakukan WFH ataupun bekerja secara hybrid dari rumah dan kantor.
Hal tersebut disampaikan Presiden sebagai salah satu alternatif mengatasi masalah kualitas udara di Jabodetabek yang buruk.
"Dan jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home mungkin. Saya enggak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5, 2-5 atau angka yang lain," ujar Jokowi.
Baca juga: Atasi Polusi Udara di Tangsel, Pemkot Gencarkan Tanam Pohon Serentak
Presiden menjelaskan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan polusi udara saat ini.
Pertama, kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi.
Penyebab lainnya adalah pembuangan emisi dari transportasi dan aktivitas industri di wilayah Jabodetabek.
"Terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.