JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Welfizon Yuza membantah pernyataan dari pemadam kebakaran yang menyebut kebakaran Halte Tendean diduga disebabkan karena korsleting listrik.
Ia mengungkapkan penyebab kebakaran Halte Transjakarta Tendean karena kemunculan api dari luar lalu merembet ke konstruksi tempat naik dan turun penumpang.
"Korsleting sih tidak. Karena kalau lihat sumber dari luar. Biasanya kalau korsleting itu kan dari dalam ada jaringan kabel atau segala macam. Kalau dilihat sumber api tidak dari situ," ujar Welfizon saat dikonfirmasi, Jumat (18/8/2023).
"Api dari belakang halte itu. Samping yang flyover. Kan di belakang halte kita itu ada flyover, Jadi api munculnya dari situ," sambungnya.
Baca juga: Halte Tendean Terbakar, Transjakarta Bikin Halte Bus Sementara
Welfizon mengemukakan, kemunculan api itu diketahui berdasarkan video milik petugas Transjakarta yang merekam detik-detik insiden kebakaran tersebut.
Selain itu, kata Welfizon, petugas Transjakarta juga sempat mencoba memadamkan dengan alat pemadam api ringan (APAR), tapi tidak berhasil.
Meski yakin bukan korsleting, namun Welfrizon enggan berspekulasi lebih jauh soal penyebab kebakaran itu.
"Sekarang kami serahkan kepolisian. Kemarin puslabfor juga sudah turun, sekarang lagi diproses. Sekarang fokus kita adalah menjaga biar layanan tidak terganggu," ucap Welfizon.
Baca juga: PT Transjakarta: Halte Tendean Terbakar Saat Jam Sibuk, Pelanggan Langsung Dievakuasi
Sebelumnya, Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, Trianto mengatakan, kebakaran di Halte Tendean diduga terjadi karena korsleting.
"Penyebab kebakaran diduga karena korsleting pada alat charging attraction" ujar dia dalam keterangan resmi.
Pemadam menerima laporan kebakaran itu terjadi pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 17.40 WIB.
Adapun unit yang dikerahkan untuk memadamkan api berjumlah 7 unit dengan jumlah personil sebanyak 30 orang.
Nyala api sudah berhasil dipadamkan sekitar pukul 18.23 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.