JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengganti kendaraan dinas anak buahnya dari yang sebelumnya masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ke tenaga listrik.
Penggantian kendaraan itu dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara di Ibu Kota yang buruk dalam beberapa waktu terakhir.
"Kendaraan-kendaraan dinas secara bertahap kita ganti dengan baterai. Contoh Dishub (Dinas Perhubungan), beberapa ratus motor (yang diganti)," ujar Heru dalam keterangannya, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Usai Rapat dengan Luhut, Heru Budi Wajibkan Pejabat Pemprov DKI Pakai Kendaraan Listrik
Setelah mengganti sejumlah kendaraan dinas Dishub dari yang berbahan bakar minyak ke tenaga listrik, Heru mewajibkan pejabat eselon 4 ke atas di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk melakukan langkah serupa.
Hal ini disampaikan Heru usai mengikuti rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas masalah kualitas udara Jakarta yang buruk, Jumat (18/8/2023).
Heru menegaskan, penggunaan kendaraan listrik menjadi salah satu upaya penanganan kualitas udara yang buruk di Jakarta.
"Kalau saya nanti pegawai DKI eselon 4 ke atas harus menggunakan kendaraan listrik, minimal motor listrik," ucap Heru saat diwawancarai di kantor Luhut usai rapat.
Heru mengatakan, aturan soal penggunaan kendaraan listrik bagi para eselon 4 ke atas itu sedang dibahas dalam waktu dekat.
Baca juga: Pejabat DKI Wajib Pakai Kendaraan Listrik, Heru Budi: Ada Arahan dari Luhut
"Kalau DKI kan pejabatnya memiliki tunjangan transportasi DKI, nah itu saya minta alihkan untuk dia beli motor listrik," ucap Heru.
Berkait dengan penggunaan kendaraan listrik untuk mengatasi polusi udara, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritisi.
Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Suci F Tanjung menyampaikan, peralihan transportasi berbasis bahan bakar fosil menjadi listrik tak menyelesaikan masalah polusi udara, khususnya di Jakarta.
"Kalau targetnya hanya memindahkan atau mengalihkan dari penggunaan transportasi berbasis energi fosil dengan berbasis listrik, itu tidak menyelesaikan masalah," ungkap Suci kepada Kompas.com, Senin (14/8/2023).
Secara langsung, kata Suci, kendaraan listrik bisa mengurangi polusi. Akan tetapi, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih menyumbang emisi tinggi.
Baca juga: Walhi: Peralihan Kendaraan Berbasis Fosil ke Listrik Tak Selesaikan Masalah Polusi Udara
"Energi listrik ini juga secara tidak langsung akan menggunakan listrik yang bersumber dari PLTU-PLTU di sekitar Jakarta, yang sampai hari ini juga masih menyumbang emisi yang tinggi," papar dia.
Selain itu, penggunaan kendaraan listrik juga menimbulkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang bisa menciptakan masalah baru.