Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Arya Ngaku Sedih, Pesta Rakyat Tahun Ini Jadi yang Terakhir sebagai Wali Kota Bogor

Kompas.com - 21/08/2023, 20:06 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Era kepemimpinan Bima Arya Sugiarto dan Dedie Rachim sebagai Wali Kota Bogor dan Wakil Wali Kota Bogor periode 2019-2024 bakal segera berakhir.

Keduanya akan melepas jabatan sebagai pemimpin daerah pada akhir Desember 2023 nanti.

Bima Arya Sugiarto-Dedie Rachim dilantik pada 20 April 2019. Dalam memimpin Kota Hujan, keduanya mengusung slogan "Bogor Berlari", yang fokus membenahi masalah transportasi hingga infrastruktur.

Bima menyampaikan, banyak kesan yang tidak akan dilupakannya ketika nanti ia harus melepas jabatannya sebagai kepala daerah.

Baca juga: Bima Arya Undang Para Pakar Lingkungan, Bahas Buruknya Kualitas Udara di Jabodetabek

Salah satunya, yaitu momen saat dirinya bersama warga berkumpul merayakan pesta rakyat dalam memeriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.

Sebab, kata Bima, dalam momen itu ada perlombaan gebuk bantal yang menjadi favoritnya.

Bima juga menjadi juara bertahan dalam lomba gebuk bantal selama pesta rakyat digelar.

"Tentunya lomba yang berkesan itu gebuk bantal, karena saya ingin tahu nyali dari warga," ucap Bima, Senin (21/8/2023).

"Saya tahu warga enggak enak, tetapi di sisi lain mereka pasti memanfaatkan momentum kapan lagi bisa mukulin wali kota pakai bantal," tambahnya.

Baca juga: Bima Arya Copot 8 Kepala Sekolah SMP Negeri Buntut Masalah PPDB Kota Bogor

Bima mengaku punya perasaan sedih saat mengikuti pesta rakyat yang digelar tahun ini. Sebab, itu menjadi pesta rakyat terakhirnya bersama warga sebagai Wali Kota Bogor.

"Bercampur-campur lah antara selalu bahagia di tengah warga. Tetapi kalau ingat tahun depan, sudah tidak ada lagi keberanian ini, ya sedih juga," tutur Bima.

"Tapi mungkin, tahun depan saya hadir sebagai warga juga enggak apa-apa," katanya.

Bima berharap, tradisi pesta rakyat tersebut bisa terus dijalankan oleh siapapun wali kotanya.

Ia pun berpesan, pesta rakyat ini bukan soal kemewahan, namun kebersamaan yang harus terus dijaga.

"Karena pemimpin harus merakyat, pemimpin harus dekat dengan warganya. Karena pemimpin harus ada di tengah-tengah warganya. Karena pemimpin harus ada, suka dan duka bersama warganya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com