JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta memastikan tarif layanan Royaltrans Transjakarta tidak akan mengalami kenaikan. Besaran tarif tetap Rp 20.000 untuk semua rute jangkauan bus Royaltrans Transjakarta.
"Kami putuskan tarif Royaltrans yang saat ini Rp 20.000 tetap berlaku Rp 20.000. Dengan adanya tarif ini kami mengimbau masyarakat lebih luas lagi menggunakan Royaltrans," demikian kata Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph kepada wartawan di Halte CSW, Jakarta Selatan, Rabu (23/8/2023).
Walaupun sebenarnya, kata Daud, saat ini, biaya untuk operasional transportasi tersebut sudah mengalami kenaikan dibanding tahun 2017 lalu, saat Royaltrans pertama kali beroperasi dengan tarif serupa yakni Rp 20.000.
Baca juga: Transjakarta Pastikan Tarif Royaltrans Tidak Naik, Tetap Rp 20.000
Terutama dari sisi kenaikan biaya bahan bakar, kenaikan upah minimum daerah, hingga kenaikan biaya-biaya lainnya yang secara tidak langsung berdampak pada operasional bus.
"Yang paling besar biaya penyusun itu tentunya bahan bakar, bahan bakar itu bisa mengonsumsi sekitar 25 persen dari biaya operasional," ungkap Daud.
Contohnya, sejak pertama kali Royaltrans beroperasi pada 2017 lalu, tarif yang berlaku masih Rp 20.000. Padahal saat itu harga bahan bakar solar Rp 5.150 per liter.
Sedangkan hari ini, dengan tarif yang sama, harga bahan bakar solar sudah mencapai Rp 6.800 per liter.
Baca juga: Alasan PT Transjakarta Batal Naikkan Tarif Royaltrans meski Biaya Operasional Naik
Agar tidak merugi dengan dibatalkannya tarif ongkos tersebut, Daud menyebut pihaknya bakal menekan berbagai biaya operasional.
Sebab, hingga awal tahun depan, PT Transjakarta belum berencana menaikkan tarif Royaltrans.
"Tentunya kita akan melakukan efisiensi produksi seefisien mungkin. Kita masih belum bisa memperkirakan kenaikan target di akhir tahun," kata Daud.
Adapun upaya yang dilakukan termasuk penghematan bahan bakar, penghematan tenaga kerja, hingga memaksimalkan rute operasional bus Royaltrans.
"Semakin banyak orang yang naik Royaltrans, maka biaya produksinya rendah. Maka dari itu tarifnya turun, itu namanya sharing economy. Ke depannya nanti kita harapkan tak ada kenaikan harga," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.