BEKASI, KOMPAS.com - Penjual jamu berinisial E (36) yang ditemukan gantung diri di tokonya diduga telah meninggal sejak beberapa hari sebelumnya.
Saat ditemukan oleh tetangganya pada Rabu (6/9/2023), sudah tercium bau busuk dan banyak lalat yang hinggap di toko korban.
"(Diduga) meninggal dunianya sejak hari Minggu (3/9/2023)," Kanit Reskrim Polsek Cikarang Barat, AKP Muhammad Said Hasan saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (7/9/2023).
Baca juga: Penjual Jamu di Cibitung Ditemukan Tewas Tergantung di Tokonya
Mukanya, tetangga korban bernama Sarrif mengira bau busuk yang mulai muncul pada Senin (4/9/2023) berasal dari tokonya.
Penasaran asal bau busuk tersebut, Sarrif mencari ke berbagai sudut di tokonya. Namun, tidak ditemukan bangkai apa pun.
Bau busuk itu semakin menyengat dua hari setelahnya. Sarrif lantas mencari asal bau tersebut.
"Saat dia keluar dari warungnya, dia melihat banyak lalat yang keluar masuk dari dalam ruko warung jamu korban," papar Hasan.
Curiga terjadi sesuatu, Sarrif memanggil E dari luar. Namun, tidak ada jawaban.
Baca juga: Bang Jago Pembunuh Pria di Koja Ditangkap Saat Siap-siap Kabur
Sri, pemilik ruko yang disewakan korban kemudian mengecek kondisi E bersama Sarrif. Korban ditemukan telah gantung diri menggunakan tali rafia.
"Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi leher korban terikat tali rafia yang tergantung di pintu kamar mandi," ujar Hasan.
Korban telah dibawa ke RSUD Kabupaten Bekasi. Dari keterangan keluarga, E diduga bunuh diri karena permasalahan keuangan.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.