JAKARTA, KOMPAS.com - Meski belum sepenuhnya pindah ke Rusunawa Nagrak, Rustati (51), warga Rusunawa Marunda, merasakan keresahan sebagai seorang ibu rumah tangga (IRT)
Diketahui, 451 kartu keluarga (KK) warga Rusunawa Marunda Blok C5 direlokasi menyusul insiden atap beton ambruk.
Hasil Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan struktur bangunan Rusunawa Marunda Cluster C sudah tidak layak huni.
Baca juga: Direlokasi ke Rusunawa Nagrak, Warga Minta Pemprov Tambah Bus Sekolah dan Angkot ke Marunda
Relokasi ini berdampak terhadap hidup Rustati.
Jarak SDN 02 Marunda yang merupakan tempat pendidikan anaknya ini menjadi lebih jauh.
Rustati juga harus menunggu lama tumpangan gratis mikrotrans JakLingko.
"Saya kemarin dari Marunda ke sini (Rusunawa Nagrak), JakLingko lama banget, sampai satu jam setengah saya menunggu," ungkap Rustati saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (13/9/2023).
Baca juga: Anaknya Sekolah di Marunda, Penghuni Rusun Nagrak: Sedih Lihatnya, Tiap Pagi Buru-buru
Saat matahari mulai terbit dari ufuk timur, suasana hunian Rustati di Rusunawa Nagrak terasa sibuk.
Selain harus menyiapkan segala urusan rumah tangga, dia juga kerepotan hal lain karena anak harus berangkat sekolah lebih awal.
Ia sedih melihat anaknya kini harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk menuju sekolah.
"Ya kadang-kadang sedih lihat anak-anak, apalagi kan kalau pagi buru-buru, saya kan enggak bisa naik motor," tutur Rustati.
Beruntung, anak Rustati tidak pernah terlambat sekolah.
Dia dan suami terpaksa membiasakan diri dengan pola baru setelah tinggal di Rusunawa Nagrak.
"Ya kadang-kadang bapaknya gitu, sekalian berangkat, sekalian antar. Bapaknya kan kerjanya serabutan, apa saja, asal ada waktu, ya antar anak sekolah," ujar Rustati.
Hanya saja, Rustati harus menjemput anaknya. Warung dagangannya pun terpaksa ditutup sementara.