Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Beberapa Hari Lalu Langit Jakarta Biru Tanda Polusi Udara Menurun, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 14/09/2023, 18:55 WIB
A P Sari

Editor

KOMPAS.com – Masyarakat Jakarta sempat merasakan pemandangan langit biru pada Selasa (12/9/2023). Foto langit biru Jakarta bahkan trending di sosial media, seperti Twitter. 

Akun Instagram Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta, @dinaslhdki, membagikan momen itu dengan caption, "Jakarta langit biru". Unggahan itu disertai beberapa foto yang dibagikan warganet dari berbagai lokasi di Jakarta, seperti Semanggi, Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan Sudirman. 

Adapun kualitas udara Jakarta pada Selasa pagi (12/9/2023) memang sedikit lebih baik daripada Senin (11/9/2023) pagi. Dikutip dari laman IQAir pukul 06.21 Waktu Indonesia Barat (WIB), indeks kualitas udara di Ibu Kota pada Selasa pagi (12/9/2023) berada di angka 140. 

Sementara itu, pada Senin (11/9/2023) pagi, indeks kualitas udara Jakarta tercatat di angka 154. Meski demikian, kualitas udara Jakarta masih masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Baca juga: Harapan Langit Biru Jakarta

Menanggapi hal tersebut, Duta Udara Bersih Biru Voices 2023 Tarida Gita Butar Butar mengatakan, langit Jakarta yang membiru adalah kabar baik.

Ia menjelaskan, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hal ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan cuaca, dari musim kemarau ke musim hujan yang diprediksi terjadi pada November-Desember. 

"Angin memang sedang bertiup kencang dan membuat polusi di Jakarta berkurang. Secara parametrik, angin mendistribusikan udara sehingga penumpukan polusi menjadi sedikit," kata Gita kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023). 

Gita pun menyoroti fenomena langit biru yang kerap dikaitkan sebagai indikator udara bersih. Menurutnya, langit biru kurang efektif dijadikan patokan kualitas udara karena tidak terlalu akurat.

Baca juga: Langit Jakarta Disebut Lebih Cerah, Heru Budi: Ini karena Kita Semua...

"Lebih akurat mengecek udara melalui aplikasi yang dapat membaca Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Namun, menjadikan warna langit sebagai indikator kualitas udara sah-sah saja, tetapi tidak akurat karena banyak aspek yang tidak terlihat, seperti partikel debu dan lainnya" ujar Gita. 

Namun, dengan banyak warga yang membagikan foto kualitas udara, Gita menilai masyarakat lebih peduli pada isu polusi. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk mengubah gaya hidup yang dapat mengurangi pemicu polusi, seperti naik kendaraan umum. 

Selain karena faktor alam, Gita menyebutkan bahwa polusi udara juga berkurang berkat penutupan Pembangkit Listrik Suralaya 1,2,3, dan 4 di Cilegon, Banten. Ditambah lagi dengan instalasi water mist di beberapa titik. 

"Perlu ada langkah yang dapat memberikan dampak berkelanjutan dalam menangani polusi. Selain itu, pemerintah juga harus mengedukasi masyarakat tentang bahaya polusi terhadap kesehatan. Perlu juga ada peningkatan standar pengukuran kualitas udara karena peraturan yang ada saat ini masih longgar," tutur Gita.

Baca juga: Atasi Polusi, BNPB Pakai 2 Pesawat untuk Semprotkan Air di Langit Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menggalakkan upaya penanganan polusi sejak sebulan terakhir. Melalui Dinas Lingkungan Hidup, Pemprov DKI Jakarta memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan yang diduga menjadi penyebab polusi udara dan melanggar dokumen pengelolaan lingkungan. 

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan swasta untuk pemasangan water mist di gedung-gedung usaha. Water mist juga dipasang di gedung Pemprov DKI dan pemerintah pusat, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Lewat Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Pemprov DKI Jakarta juga telah menambah area hijau dan menanam pohon untuk membantu membersihkan udara kota. (Rindu Pradipta Hestya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com