JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum bisa maksimal dalam memodifikasi cuaca untuk mengurangi polusi udara.
Pasalnya, pelaksanaan modifikasi cuaca sangat bergantung pada volume awan dan arah angin.
“Memang belum bisa maksimal (untuk rekayasa cuaca) dalam kondisi sekarang ini, karena sangat bergantung pada volume dan arah angin awan,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat wawancara khusus bersama Kompas.com, 23 Agustus 2023.
Baca juga: Gunakan MRT Jakarta sejak 2019, Muhadjir Effendy: Enggak Sulit Naik Transportasi Umum
Muhadjir menjelaskan, BNPB dapat melakukan intervensi apabila volume awan dan arah angin berada di tingkat interset.
“Mengintervensi, jadi misalnya kalau nanti ada awan yang lewat di atas Jakarta, tapi belum waktunya untuk turun jadi hujan, nah, itu diaborsi, dirontokkan agar itu (hujan) turun,” tutur dia.
“Lah, kalau enggak ada (awan) yang lewat, kami enggak bisa mengintervensi,” imbuh Muhadjir.
Untuk diketahui, Kemenko PMK tidak secara langsung memiliki tugas dalam menangani polusi udara.
Kendati demikian, upaya mengatasi polusi menjadi salah satu tugas BNPB yang berada di bawah naungan Kemenko PMK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.