Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beruntungnya Rumondang, Tak Perlu Keluarkan Rp 30 Juta untuk Operasi Katarak

Kompas.com - 18/09/2023, 05:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Pondok Gede, Kota Bekasi bernama Rumondang Siagian (59) merasa beruntung tidak perlu mengeluarkan uang puluhan juta rupiah untuk operasi katarak.

Sebab, ia berhasil mendaftar dalam operasi katarak gratis di RS Polri Kramatjati yang digelar pada Sabtu (16/9/2023).

"Operasi kemarin dan pemeriksaan hari ini benar-benar enggak ada biaya yang keluar. Benar-benar gratis, bahkan saya dikasih makan," terang Rumondang kepada Kompas.com di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (17/9/2023).

Pada saat operasi, ia ditemani oleh anak laki-lakinya bernama Hefriyanto (25). Ia juga ditemani saat memeriksa kondisi mata pasca-operasi pada Minggu.

Ditemui Kompas.com pada Minggu, Hefriyanto mengungkapkan bahwa biaya yang perlu dikeluarkan untuk operasi katarak berkisar Rp 30 jutaan.

"Sudah cari-cari harga di setiap rumah sakit, kisaran harganya sekitar Rp 30 jutaan untuk operasi katarak hanya di satu bola mata," ucap dia.

Baca juga: Hefriyanto: Awalnya Mamah Saya Ragu Operasi Katarak...

Melalui kegiatan operasi katarak gratis, Hefriyanto dan Rumondang hanya perlu membawa diri saja ke rumah sakit.

Rumondang mulai menderita katarak sejak sekitar tiga tahun. Ini bermula ketika benjolan putih di bola mata sebelah kirinya.

Pihak keluarga awalnya mengira bahwa itu benjolan biasa. Mereka pun membeli obat tetes mata di apotek.

Seiring berjalannya waktu, benjolan putih itu semakin melebar dan menutupi bagian hitam pada bola mata sebelah kiri Rumondang.

"Lama-lama, mamah saya bilang kalau penglihatannya agak buram. Kami bertanya-tanya dan periksakan ke dokter, rupanya katarak," ucap Hefriyanto.

Baca juga: Ikhtiar Suprapto Merawat Penglihatan lewat Operasi Katarak Gratis...

Rumondang menuturkan, saat ini mata kirinya sudah bisa melihat kembali. Namun, pinggiran matanya terasa sakit.

Rasa sakit itu muncul setiap kali bola matanya terpapar angin, cahaya, dan air. Oleh karena itu, ia masih harus mengonsumsi obat. Ia juga diberi obat tetes mata.

"Disuruh cek lagi minggu depan, kata dokternya bisa di sini atau dokter mata lain. Saya bilang di sini saja," pungkas Rumondang.

Adapun Polres Metro Jakarta Timur menggelar operasi katarak gratis di RS Polri Kramatjati pada 16-17 September 2023.

Kegiatan diselenggarakan melalui kerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk Biddokkes Polda Metro Jaya, ERHA, dan Himpunan Bersatu Teguh.

Operasi katarak gratis tersebut tidak hanya khusus warga Jakarta Timur, tetapi juga warga DKI Jakarta dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com